OPINI
OPINI

Perang Palestina-Israel Membelah Dunia, Dimana Posisi Kita?

image_pdfimage_print

PERANG Palestina melawan penjajah Israel masih berlangsung. Dunia sedang ‘terbelah’ ditengah perang Palestina-Israel. Satu persatu negara mengeluarkan pernyataan sikap dan keberpihakannya terhadap Palestina maupun Israel. Negara-negara Barat di Eropa dan Amerika mengeluarkan pernyataan sikapnya mendukung genosida yang dilakukan Israel dengan berbagai dalih. Amerika dan Eropa menyematkan Hamas sebagai organisasi teroris karena melawan penjajahan Israel atas tanah air mereka Palestina.

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Sedangkan negara-negara Arab di sekeliling Palestina masih bersikap sama seperti dalam perang-perang sebelumnya, mendukung Palestina sebatas lisan saja. Namun mereka tidak bergerak sedikit pun untuk mengurangi derita Palestina dengan memobilisasi militer mereka untuk menyerang Yahudi. Demikian pula sikap para penguasa Melayu di Asia Tenggara termasuk Indonesia dan Malaysia.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Namun realitas sikap penguasa ini berbeda dengan sikap rakyat mereka. Jutaan manusia membanjiri jalan-jalan hingga pelosok kota-kota di berbagai negeri Kaum Muslimin menyampaikan dukungan untuk Palestina. Taliban melalui akun twitter Taliban Public Relations Department (@TalibanPRD_) menyatakan bahwa mereka telah menghubungi pemerintah Iran, Irak dan Yordania untuk meminta izin melintas membantu Palestina seperti dikutip penulis dari tvonenews.com,  Ahad (8/10/2023).

ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

Di Eropa misalnya, dukungan terhadap Palestina demikian memukau. Jalanan Kota London, Braband di Denmark, Paris, bahkan Roma dipenuhi lautan manusia. Beberapa pengunjuk rasa yang menyuarakan kebebasan berpendapatnya di tahan oleh Polisi. Sebuah realitas yang menampar prinsip-prinsip demokrasi dan kebebasan yang dibanggakan Barat.

Mengutip antaranews.com pada Senin (16/10/2023) Pakar Hubungan Internasional Universitas Andalas Sumatera Barat, Vittous Setyaka mengkhawatirkan konflik Israel dengan Palestina berpotensi memicu perang global negara-negara di dunia. Negara-negara besar tidak akan tinggal diam, bahkan cenderung memanfaatkan situasi apapun untuk kepentingan nasional mereka masing-masing.

Barat dan Amerika dengan terang-terangan mendukung Israel. Amerika mengirim jet tempur hingga kapal perang untuk membantu Israel sementara Inggris mengirimkan 2 kapal perang. PM Inggris Rishi Sunak menuturkan bantuan militer Inggris untuk Israel mencakup pesawat P8, dua kapal angkatan laut yakni RFA Lyme Bay dan RFA Argus, tiga helikopter merlin, dan satu kompi Marinir Kerajaan (Royal Marines).

Sementara China dan Rusia mengecam Israel dan mendukung penuh kemerdekaan Palestina. Demikian pula Chechnya, Afrika Selatan hingga Korea Utara. Pertanyaannya dimana umat Islam? Ada apa dengan umat Islam?

Yahudi Pesek

Belakangan sebutan Yahudi pesek marak di Indonesia negeri dengan Muslim terbesar di dunia. Julukan ini merujuk pada orang-orang Indonesia-khususnya buzzer-yang dibayar untuk membela kepentingan Yahudi. Para Yahudi pesek ini menggerakkan upaya mem-framing perang Palestina-Israel sebagai perang melawan terorisme. Hamas diposisikan sebagai gerakan terorisme sedangkan Israel adalah korban tak berdosa.

Realitas ini, dimana kepentingan Israel di bela dengan berbagai logika jungkir balik terjadi hampir di semua negara Muslim termasuk di jazirah Arab. Negara-negara teluk telah bertekuk lutut takluk pada Yahudi dengan menormalisasi hubungan diplomatik.

Pemerintah Israel secara terang-terangan mengkui bahwa mereka telah mempekerjakan media,  influencer, artis dan tokoh agama untuk membantu Israel. Buzzer bayaran Israel itu ditugaskan untuk menggiring opini publik untuk memojokkan Palestina yang menjadi korban penjajahan Israel.

Masyair Islamiyah (Perasaan Keislaman)

Palestina adalah tanah kaum Muslimin, maka wajib bagi seluruh kaum Muslimin untuk membela dan membebaskan saudara-saudara kita dari penjajahan Israel. Tidak perlu menjadi Muslim memang untuk membela Palestina, cukuplah menjadi manusia maka keberpihakan kita pasti akan disematkan untuk bumi Syam yang diberkahi.

Kita menyaksikan saat ini desakan rakyat untuk pemerintah negara-negara Islam semakin kuat agar mereka mengirimkan tentaranya membela Palestina. Al-Aqsa telah memanggil seluruh militer kaum Muslimin untuk membantu perjuangan mereka. Hal ini karena hakikatnya Israel sebagai teroris yang dilindungi Barat dan Amerika tidak mengerti bahasa apapun selain bahasa perang, maka perdamaian dan solusi dua negara bukanlah jalan penyelesaian bagi permasalahan Palestina.

Oleh sebab itu wajib bagi pemerintah negara-negara Muslim wabil khusus para perwira dan militer untuk menyambut panggilan jihad membebaskan Palestina dari Israel. Inilah wujud dari apa yang disebut dengan masya`ir Islamiyyah (perasaan keislaman). Perasaan yang dibangkitkan dan digerakkan oleh akidah Islam, karena kita memiliki kesamaan akidah, agama dan pandangan hidup.

Lihatlah bagaimana Amerika dan Barat tanpa malu-malu dan terang-terangan mengorganisir militer mereka melindungi Israel. Mengapa kita sebagai Muslim takut memberikan pembelaan dan kesetiaan kita kepada Baitul Maqdis?

Perusahaan Meta telah menghapus halaman berita Palestina terbesar, Quds News Network, setelah beroperasi selama 10 tahun. Saksikanlah bagaimana media-media global seperti CNN, Daily Mail, The Sun, Daily Express, The Times dan lain-lain berbohong memfitnah Hamas dan Palestina soal penelanjangan perempuan Israel dan pembunuhan bayi-bayi. Kejahatan mereka telah dibocorkan Allah namun berapa banyak rasa malu yang dimiliki media-media Barat ini?

Ingatlah bahwa akidah Islam ini menyatukan marah, senang, gembira, suka dan duka bersama kaum Muslimin di seluruh dunia meski mereka disekat oleh batas teritorial, bangsa dan bahasa, tetapi perasaannya sama. Bukankah ketika Operasi Badai al-Aqsha dilakukan, kita semua, Muslim di seluruh dunia menyambutnya dengan gempita?

Pun demikian ketika Palestina telah luluh lantak, ribuan bayi dan anak-anak memenuhi liang-liang pemakaman massal di Gaza, bukankah perasaan kita pun ikut luluh-lantak karenanya? Inilah yang disebut dengan masyair Islamiyah (perasaan keislaman).

Oleh sebab itu kita harus mengelola masyair Islamiyah ini untuk mewujudkan kemerdekaan Palestina. Kita tidak dapat berharap pada PBB karena ternyata PBB berdiri segaris dengan Israel dan Amerika. PBB adalah lembaga yang telah berjasa meletakkan zionis di tanah kaum Muslimin, merekalah bidan kehalahiran teroris jahanam tersebut. PBB terbutkti hadir terdepan untuk menjaga kepentingan Barat di dunia, termasuk di Timur Tengah dengan memelihara eksistensi Yahudi di sana. Entah berapa puluh resolusi PBB dikeluarkan namun Israel semakin jumawa tidak ada sanksi apapun untuk mereka.

Maka kaum Muslimin harus bersatu, membangun institusi politiknya sendiri untuk melindungi Palestina dan menghentikan kebiadaban Israel. Jangan pernah berharap pada para pemimpin negara-negara Muslim hari ini yang telah bertekuk pada kekuatan Israel baik secara terbuka maupun tertutup. Israel memang ‘payung’ bagi para penguasa Timur Tengah. Yang jika Israel ini lenyap, maka mereka semua boleh jadi akan ikut lenyap.[]

Berita Lainnya:
Pasukan AS dan Inggris Serbu Ibu Kota Yaman, Sasar Penyimpanan Senjata Houthi

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya