Duta Santri, Perubahan Untuk Siapa?
OPINI
OPINI

Duta Santri, Perubahan Untuk Siapa?

ADVERTISMENTS
Gampong Ramadhan in Action Bank Aceh Syariah
image_pdfimage_print

DUA Ponpes di Jatim berhasil merebut Duta Santri 2023, masing-masing Pondok Pesantren Al Jihad, Surabaya dan Pondok Pesantren Luhur Malang. Terpilih sebagai Duta Santri putra atas nama Ahmad Nasikhul Huda dari Pondok Pesantren Al Jihad, Surabaya. Sedang Duta Santri putri terpilih atas nama Norma Hasanatul dari Pondok Pesantren Luhur Malang (tvonenews.com, 21 Oktober 2023).

ADVERTISMENTS

Kompetisi ini diikuti oleh 6.431 santri yang tersebar di 37 provinsi di Indonesia, hingga akhirnya terpilih 48 finalis yg lolos dalam babak grand final di Auditorium Unusa. Ketua Umum Duta Santri Nasional, Syifa’ Nurda Mu’affa mengatakan, “kompetisi ini merupakan upaya untuk menumbuhkan bakat yang dimiliki para santri dalam berbagai bidang sekaligus memberikan dampak positif pada kemajuan bangsa”.

“Kompetisi ini kami adakan setiap dua tahun sekali sebagai wujud komitmen dalam membangun negeri dan mendorong para santri menjadi agen perubahan yang positif, kami percaya bahwa santri memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan perdamaian dunia,” ujarnya lagi. Rektor Unusa, Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie, M.Eng., menyampaikan, bahwa program inisiatif ajang Duta Santri Nasional ini menjadi salah satu langkah positif dalam mempersiapkan para santri menjadi pemimpin masa depan.

ADVERTISMENTS

Jazidie juga mengungkapkan, jihad di zaman yang sangat kompleks saat ini, tidak lagi merujuk pada pertempuran melainkan perjuangan intelektual. Ada empat hal yang menjadi tantangan dalam jihad santri ke depannya, yakni memperjuangkan keadilan, meningkatkan pendidikan, mengupayakan kesehatan, dan menghapus kemiskinan.

Berita Lainnya:
Balada Bayar, Bayar, Bayar

Islam Dalam Serangan Serius

Sungguh, melihat fenomena duta-dutaan kita seharusnya miris. Terlebih jika dikaitkan pada peristiwa yang baru hangat terjadi yakni serangan balik Israel kepada warga di Gaza dengan tentu saja dibantu oleh sekutunya Amerika, dimana posisi santri sebenarnya? Apakah pemilihan duta Santri justru semakin menjauhkan dari esensi santri itu sendiri sebagai pelita umat?

ADVERTISMENTS

Apapun di negara ini bisa menjadi duta, bahkan hingga goyangan erotis seorang penyanyi dangdut bisa menjadi duta Pancasila. Banyak orang bilang para pesohor negeri itu dijadikan duta karena sekaligus memberinya pelajaran agar tidak mengulang kesalahan, semisal tidak hafal sila-sila pansila kemudian berubah menjadi hafal. Namun apa dampak positifnya bagi negeri ini? Adakah korelasinya dengan peningkatan kesejahteraan rakyat?

Ya, memang kita sedang krisis identitas muslim sekaligus tokoh teladan yang riil. Islam memang agama mayoritas di negeri ini namun bukan sebagai way of life, melainkan pilihan pribadi dan hanya benar-benar berada dalam lingkup pribadi seseorang. Sebab, jika itu menyangkut urusan sosial, politik, ekonomi, pendidikan atau pemerintahan maka akan muncul Islam yang dimoderasi atau yang lebih dikenal dengan moderasi beragama dengan membawa spirit Islam toleransi dan cinta damai. Seolah, Islam sejak dulu pembawa perpecahan sehingga perlu dimoderasi.

Berita Lainnya:
Ndasmu

Belum lagi pondok pesantren dengan program pemberdayaan ekonominya. Seolah institusi pendidikan tertua di negeri ini berubah menjadi skup khusus UMKM ala pesantren. Para penuntut ilmu itu diminta lebih “prigel” (terampil, jawa.pen) menghasilkan uang daripada menjadi pelita penerang kebodohan masyarakat. Semakin banyak uang atau sektor ekonomi yang bisa dikembangkan di dalam pesantren maka semakin mandiri dan bisa menjadi tulang punggung perekonomian bangsa.

Islam memang sedang tak baik-baik saja. Jihad yang jelas-jelas maknanya adalah perang dengan alasan kompleksitas zaman dikerdilkan hanya perjuangan intelektual. Lantas, apakah penjajah Israel akan sukarela hengkang dari bumi Palestina yang dirahmati Allah tanpa kemudian para Mujahidin berperang fisik dengan mereka? Apakah Masjidil Aqsa akan kembali ke pangkuan kaum muslimin jika saja Thariq bin Ziyad hanya duduk bertafakur di depan kitab? Atau Konstantinopel yang memiliki berlapis perlindungan dari musuk mampu dibuka dan direbut oleh Muhammad Al Fatih hanya dengan duduk-duduk di istana ayahnya dan tanpa mengerahkan pasukan?

1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

ADVERTISMENTS