BANDA ACEH – Kondisi kesehatan dari Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan dikabarkan masih mendapat perawatan di Singapura.
Luhut Binsar Pandjaitan kini fokus dalam perawatan dokter dan perawatan Fisioterapi di salah rumah sakit di Singapura. Sebelumnya, Luhut buka suara mengakui dirinya sedang dirawat di Singapura.
Hal itu disampaikannya melalui akun Instagram pribadi miliknya @luhut.pandjaitan, Luhut membagikan cerita awal mula dirinya disarankan untuk bedrest selama beberapa hari.
Adapun, kondisi kesehatan Menko Marves melemah setelah menghadiri suatu kegiatan.
Tiba-tiba saya merasa kelelahan yang amat luar biasa. Rasa lelah ini tak seperti yang biasa saya rasakan selepas bekerja,” kata Luhut,
Sementara itu, Rocky Gerung mengatakan dalam acara diskusi santai di kanal Youtube Refly Harun.
Ia mengomentari soal kondisi sakitnya Luhut Binsar Pandjaitan sangat berpengaruh terhadap kondisi kabinet Jokowi. “Dua pertiga kapasitas kabinet itu ada pada kapasitas pak Luhut,” ujarnya dilansir Youtube Refly Harun.
Dikonfirmasi kembali soal pernyataan tersebut, Refly Harun mempertegas apakah pernyataan itu sebuah pujian atau bualan biasa. Rocky secara terbuka menegaskan bahwa jelas pernyataannya itu adalah sebuah pujian.
“Jelas ini pujian terhadap prestasi pak Luhut itu, apapun investor asing menunggu pak Luhut sehat tuh,” ujarnya. Bahkan sampai urusan politik Istana Negara dan Presiden Jokowi, menurut Rocky itu harus melalui Luhut.
“Politik bridging-nya lewat pak Luhut tuh, batin pak Jokowi juga separuh diasuh oleh pak Luhut,” terangnya sambil duduk santai. “Jadi betul-betul pak Luhut itu seseorang yang tidak tergantikan sebetulnya,” tuturnya.
Tetapi lanjut menurut pengamat politik, Rocky Gerung menuturkan faktor-faktor alamiah, maka beliau (Luhut Pandjaitan), kelihatannya akan beristirahat cukup lama.
“Istirahat pak Luhut artinya terganggunya komposisi politik, terganggunya agenda-agenda investasi, itu semua disebabkan karena pak Jokowi terlalu percaya kepada pak Luhut,” imbuhnya.
“Dan beban pak Luhut terlalu besar, jadi kalau saya mau kasih semacam kritik, pak Jokowi juga ikut bersalah karena membebani pak Luhut tugas-tugas yang terlalu banyak,” ucapnya.
“Padahal kapasitas pak Luhut itu terbatas, pak Luhut bekerja overtime dengan beban overload,” tambahnya.
Sumber: Gelora