CUITAN akun Twitter salah seorang warga Gaza melaporkan sebanyak lebih dari 3 ribu anak telah dibantai oleh Negara Teroris Israel melalui rangkaian serangan tiada jeda sejak 7 Oktober 2023. Sementara sejumlah kecil lainnya berhasil selamat dengan kondisi yang sangat mengerikan. Mereka terluka atau telah menjadi yatim piatu seketika kehilangan keluarga karena ikut syahid dalam serangan tersebut. Bom-bom tiada henti menghantam Gaza dari segala sisi. Bukan hanya pemukiman warga, mereka juga menyasar masjid, gereja, rumah sakit hingga sekolah.
Menteri Kesehatan Palestina, Ashraf al-Qudra menyatakan bahwa sistem medis di Gaza telah runtuh total, sepenuhnya kolaps imbas blokade total Israel. Sebanyak 12 rumah sakit dan 32 pusat kesehatan terpaksa tidak beroperasi. Saat ini semakin banyak layanan kesehatan yang kolaps karena kekurangan bahan bakar. Rumah sakit di Gaza bahkan kehabisan kain kafan.
Satu per satu rumah sakit menjadi sasaran pengeboman Israel. Setidaknya 500 orang meninggal dunia pada serangan yang menghantam Rumah Sakit al-Ahli al-Arabi. Rekaman yang disiarkan oleh al Jazeera menunjukkan api besar melanda gedung rumah sakit. Mayat dimana-mana demikian pula potongan tubuh manusia dan bercak darah. Gedung ini hancur dan puing-puing berserakan.
Sasaran berikutnya adalah Rumah Sakit Al Quds. Jika rumah sakit al Ahli diserang tanpa peringatan, rumah sakit Al-Quds mendapat peringatan ancaman dari Israel padahal di tempat tersebut menampung ribuan pengungsi perempuan dan anak-anak. Serangan berikutnya menimpa rumah sakit Indonesia di Gaza. Satu staf lokal Mer-C Abu Romzi yang tengah berada di dekat lokasi syahid akibat serangan tersebut.
Sementara Israel memblokade total jalur Gaza yang membuat penderitaan warga semakin mengerikan. Warga terisolir menghadapi krisis kemanusiaan hebat karena tak lagi mendapat makanan, air, obat-obatan, listrik hingga BBM. Kabar menyayat hati disampaikan oleh Kementerian Pendidikan Palestina yang mengumumkan penutupan sekolah untuk tahun ajaran 2023-2024 karena anak-anak telah habis dibantai oleh zionis.
Ditengah bencana kemanusiaan yang melanda Palestina apakah para penguasa dari negara-negara yang bertetangga dengan Palestina baik yang dekat maupun yang jauh dapat tidur nyenyak? Apakah jiwa mereka mampu terkoneksi dengan panggilan saudara-saudara mereka di Palestina. Apakah masih hidup cahaya Islam di dada-dada mereka? Nyatanya cahaya itu memang hilang ditelan kecintaan mereka terhadap dunia.
Para Penguasa Pengkhianat
Hingga hari ini jutaan orang di berbagai negara bahkan di Eropa, Korea Selatan hingga Jepang telah turun ke jalan untuk menunjukkan dukungannya terhadap kemerdekaan Palestina, namun tidak ada seorang pun turun ke jalan-jalan di Arab Saudi untuk menunjukkan dukungan mereka kepada Palestina. Pemerintah Arab Saudi bahkan sedang disibukkan dengan pembukaan Riyadh Season dan menyambut selebriti paling terkenal di dunia untuk menciptakan pengalaman hiburan paling terkemuka di seluruh dunia.
Arab Saudi sebagai negara sunni paling kuat di jazirah hampir saja jatuh dalam kenistaan normalisasi hubungan diplomatik dengan Yahudi andai perang antara Hamas dan Israel tak semakin panas. Setelah pembantaian terhadap rakyat Palestina berlangsung sepekan, akhirnya pada 13/10/2023 Saudi mengecam Israel yang mendesak evakuasi warga Palestina di Gaza. Begitu saja.
Sedangkan Erdogan telah berdiri dengan jumawa dalam pidato besarnya mengenai Gaza. Bentuk keperkasaan Erdogan adalah bahwa Turki siap Nyatakan Israel Penjahat Perang. Itu saja, sementara telah tiga pekan Gaza diratakan Yahudi, bahkan 8 ribu lebih warganya dibantai di depan mata Erdogan. Alih-alih mengirimkan pasukannya untuk menghentikan pembantaian saudaranya, yang dilakukan Erdogan hanyalah berpidato. Dan Zionis Israel membaca ini sebagai lampu hijau bagi genosida penduduk Palestina.
Padahal Erdogan memiliki salah satu tentara dengan perlengkapan terbaik namun hanya bersiaga dan menyaksikan anak-anak dibantai. Palestina membutuhkan tentara-tentara itu untuk menghentikan penjajahan, membebaskan mereka, bukan pidato-pidato kosong tanpa makna. Padahal Turki mampu membungkam zionis, karena 40 persen minyak yang dikirim ke entitas zionis melewati Turki. Erdogan sungguh berhutang kepada jutaan masyarakatnya yang berdemonstrasi bersamanya di Istambul.