OPINI
OPINI

Lebih Dari Tiga Ribu Anak Palestina Dibantai, Apakah Tidurmu Lelap Wahai Penguasa Khianat?

image_pdfimage_print

Lain pula dengan respon Ratu Yordania, Ratu Rania. Dalam sebuah wawancara dengan CNN International, sang ratu mempertanyakan standar ganda  Amerika dan Negara Barat menyikapi serangan Israel ke Palestina. Tak lupa kalimat-kalimat kutukan untuk Israel, namun yang patut disikapi adalah sikap Pemerintah Yordania yang tidak ingin terdampak perang Gaza sehingga Yordania berdiri segaris dengan Mesir untuk menolak pengungsi Palestina (middleeastmonitor.com pada 26/10/2023).

ADVERTISEMENTS
Selamat Hari Guru Nasional

The Arab Organisation for Human Rights in the UK (AOHR UK) mengkritik Yordania karena mengizinkan Amerika menggunakan wilayahnya untuk mengangkut peralatan militer berat dengan 15 pesawat khusus, serta mengizinkan pengangkutan pasukan khusus dengan satu pesawat dan dua drone. Selain itu AS juga menggunakan Siprus untuk mengangkut senjata.

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

AOHR UK meminta pemerintah Yordania untuk bertindak sejalan dengan  kebijakan dan pernyataaan tegas yang telah disampaikan bahwa mereka menentang perang yang tidak adil oleh Israel dengan dukungan Barat di Palestina. AOHR UK meminta negara-negara Arab yang telah mempermalukan dirinya sendiri melalui normalisasi hubungan dengan Israel agar menarik investasi miliaran dolar mereka, memutus hubungan dengan Israel, mengusir duta besar dan menutup kedutaan mereka. Sayangnya pemimpin-pemimpin Arab itu lebih memilih untuk menutup mata dan telinga mereka.

Berita Lainnya:
Bina(sakan) Judi
ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Kepedihan Palestina tidak hanya sampai disitu, dari Mesir Abdel Fattah el-Sisi memperingatkan kepada angkatan bersenjata dan masyarakat umum terhadap tindakan yang diakibatkan oleh ‘kemarahan’. Sisi tanpa malu menyampaikan pernyataan tersebut dengan tegas dan jelas. Presiden Sisi lebih percaya pada solusi diplomatik terhadap perang Palestina. Inilah al-Sisi anjing pudelnya Barat dan Amerika (middleeastmonitor.com pada 25/10/2023).

Berbicara saat inspeksi Divisi Lapis Baja Keempat dari Angkatan Darat Ketiga di Kegubernuran Suez, sekitar 15 km dari perbatasan Mesir dengan Jalur Gaza, Sisi mengatakan bahwa peran tentaranya adalah untuk melindungi perbatasan negaranya dan keamanan nasional. Pidato memalukan ini disampaikan Sisi ketika operasi militer Israel memasuki hari ke-19 dimana serangan ke Gaza semakin ganas dan mematikan.

Israel telah memblokade Gaza, memutus jaringan telekomunikasi, pasokan air, listrik dan bahan bakar. Sementara satu-satunya koridor bantuan kemanusiaan adalah perlintasan perbatasan Rafah di Mesir yang tidak dikontrol oleh Israel, namun Mesir enggan membukanya.

Para Penguasa khianat ini, mereka lebih memilih terbang ke New York untuk memberikan suara di hadapan sidang PBB. Mereka berpantun dukung, kecam dan kutuk bersahut-sahutan, namun kita mengetahui benar bahwa mereka sedang melayani PBB, Barat dan Israel.

Berita Lainnya:
Kejar Pajak, Negara Pemalak?

Khilafah Solusi Palestina

Telah jelas kita pahami bahwa Inggris dan PBB ketika membentuk negara haram Israel ini, setelah terlebih dahulu menghancurkan entitas Islam Khilafah Utsmaniyah. Theodor Herzl si Bapak Zionis Internasional bersama rekannya banker Yahudi Mizray Qrasow telah diusir oleh Khalifah Utsmaniyah, Sultan Abdul Hamid II ketika melobi tanah Palestina. Qrasow mengirim telegram dari Italia untuk Sultan,  bahwa Sultan akan membayar pertemuan itu dengan nyawa dan kekuasaannya.

Setelah keruntuhan Khilafah Utmaniyah pada 1924 Masehi sejatinya Palestina pun telah jatuh ke tangan musuh Islam. Hampir seratus tahun sejak keruntuhannya, kita menyaksikan betapa urgensinya untuk kembali dalam naungan kekuasaan Islam, Khilafah Islamiyah. Palestina menderita 75 tahun dalam penjajahan yang sangat pedih, namun para penguasa Arab dan penguasa negeri-negeri Muslim di seluruh dunia hanya diam menonton. Hal tersebut karena penguasa-penguasa khianat yang berdiri untuk melindungi kepentingan zionis dan Barat.

Oleh sebab itu kunci kemerdekaan Palestina bukan berada pada penguasa khianat, namun pada para tentara-tentara yang telah tersadarkan oleh kekuatan akidahnya. Apakah mereka sanggup menerjang tebing nasionalisme yang menyekat persatuan Islam? Apakah mereka sanggup bersaksi di hadapan Allah nantinya?

1 2 3

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya