BANDA ACEH – Eskalasi terbaru dari krisis Palestina-Israel menjadi perang kota menimbulkan kekhawatiran bahwa musuh bebuyutan Israel, Iran, mungkin akan terlibat dalam konflik tersebut.
Namun meski Teheran telah menyatakan kesediaannya mendukung “solusi Politik apa pun” untuk menghentikan pertumpahan darah, beberapa pejabat Israel dan Amerika Serikat (AS) telah melontarkan rencana menargetkan Republik Islam tersebut.
“Angkatan Bersenjata Iran telah mengambil tindakan dan siap menanggapi ancaman apa pun, di titik mana pun, dalam skala apa pun dan dalam waktu sesingkat mungkin,” ungkap Komandan Angkatan Darat Kioumars Heydari.
Berbicara kepada wartawan pada Sabtu (28/10/2023) pada hari kedua dan terakhir dari latihan singkat Eqtedar 1402 (Power 2023), Heydari mengatakan, “Latihan ini untuk menanggapi ancaman yang tidak terduga dan untuk menyampaikan pesan dari perdamaian dan persahabatan, terutama dengan negara-negara tetangga, dan memproyeksikan kekuatan Republik Islam Iran kepada musuh-musuhnya.”
Latihan pada Jumat dan Sabtu, yang diadakan di provinsi Isfahan di Iran tengah, melibatkan partisipasi dari semua unit komando Angkatan Darat, dan melibatkan manuver tank skala besar serta penggunaan berbagai peralatan dan persenjataan baru dan yang ditingkatkan, termasuk Shafaq, rudal darat-ke-darat dan udara-ke-darat Almas dan Dehlaviyeh.
Rudal-rudal tersebut ditembakkan ke sasaran yang berjarak antara 8 dan 20 km.
Latihan tersebut juga melibatkan serangan malam hari pada Jumat hingga Sabtu yang melibatkan helikopter yang dilengkapi dengan penglihatan malam, pengacau radar, dan rudal jarak jauh.
Versi rudal jelajah anti-armor dan penghancur bunker Heidar yang dipandu GPS berbasis helikopter diujicobakan selama latihan, dengan hulu ledak seberat 20 kg mengenai sasaran tiruan musuh yang berjarak sekitar 30 km.
Secara terpisah, Angkatan Darat menguji coba Sina dan Fateh, dua drone amunisi buatan dalam negeri.
Adapun drone taktis multiperan Ababil-4 menjatuhkan bom luncur pintar Qaem-5 pada sasaran yang berjarak 7 km.
Fath 360, rudal balistik taktis berpemandu satelit jarak pendek Iran, dan rudal balistik Fajr-3, juga diluncurkan selama latihan tersebut, dengan jangkauan operasional bervariasi antara 120 hingga 180 km, menurut media Iran.
Eskalasi regional yang dramatis di Timur Tengah setelah serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober ke Israel selatan, dan pemboman Israel di Gaza, telah memusatkan perhatian global pada respons Iran terhadap krisis ini.
Hal tersebut mengingat permusuhan antara Israel dan Iran yang telah berlangsung selama puluhan tahun.
Alih-alih meningkatkan ketegangan, seperti yang diperkirakan kelompok neokonservatif Washington, Iran malah bergabung dengan Rusia, China, Brasil, Turki, dan negara-negara lain dalam menyerukan penghentian segera pertempuran, seperti yang dikatakan Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dalam pertemuan Jumat.
Menlu Iran mengatakan Teheran siap mendukung “solusi politik apa pun yang bertujuan menghentikan” kejahatan terhadap kemanusiaan oleh “Israel.”
Pada saat yang sama, diplomat Iran telah memperingatkan konflik Palestina-Israel akan berdampak buruk bagi para pencetusnya jika kekerasan terus berlanjut.
Sementara itu, para pejabat senior di Washington dan Tel Aviv telah mengeluarkan peringatan kepada Iran untuk tidak terlibat, dimana Menteri Kabinet Netannyahu, Nir Barakat, pekan lalu mengancam akan memenggal “kepala ular” Iran dan melancarkan serangan terhadap negara tersebut untuk “menghapus” para pemimpin Iran hingga “dihilangkan dari muka bumi” jika pejuang Hizbullah Lebanon berusaha membuka front kedua.
Republik Islam Iran memiliki salah satu pangkalan industri militer dalam negeri terbesar dan terlengkap di Timur Tengah, termasuk kemampuan produksi drone, rudal, radar, dan pertahanan elektronik buatan dalam negeri.
Dikombinasikan dengan geografi pertahanan alami negara tersebut dan kedekatannya dengan Selat Hormuz, yang menjadi jalur pelayaran lebih dari 1/3 kargo minyak berbasis kapal global, serangan AS atau Israel terhadap Iran akan mengancam dunia semakin terjerumus ke dalam bencana ekonomi, politik, dan militer.
Iran telah berulang kali menunjukkan kemampuan dan kesiapannya mempertahankan kedaulatan dan kepentingannya bahkan dalam pertarungan David vs Goliath, dengan menjatuhkan drone mata-mata Amerika senilai USD220 juta yang mengganggu wilayah udaranya pada tahun 2019.
Iran juga menembakkan rudal balistik ke pangkalan AS di Irak pada awal tahun 2020 setelah pembunuhan oleh AS yang tidak beralasan terhadap komandan Pasukan Quds Garda Revolusi Islam di Bagdad.
Sumber: Gelora