Dia mengatakan dia menerima sekitar enam peringatan agar meninggalkan rumah sakit.
“Kami mengatakan kepada mereka, sebutkan tempat yang aman dan kami akan meninggalkan rumah sakit. Tidak ada tempat yang aman, tidak di selatan, atau di seluruh Gaza”, tegasnya kepada kantor berita Reuters.
BBC News menerima pesan dari seorang dokter bahwa “pengeboman gencar berlangsung di sekitar lokasi Rumah Sakit Al-Quds”.
Dia menambahkan: “Semuanya, khususnya anak-anak, merasa sangat takut. Mereka [Israel] mengebom gedung-gedung di belakang rumah sakit”.
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyatakan melalui media sosial bahwa “mustahil” mengevakuasi para pasien dari RS Al-Quds secara aman.
Bulan Sabit Merah Palestina mengamini hal itu. Mereka mengunggah pernyataan: “Mengevakuasi [para pasien] sama saja membunuh mereka”.
Presiden Jokowi ‘sangat marah’
Presiden Indonesia Joko WIdodo mengaku “sangat marah” dengan memburuknya situasi di Gaza, terutama situasi kemanusiaan di sana.
“Posisi Indonesia sangat jelas dan tegas, mengutuk keras serangan acak terhadap masyarakat sipil dan fasilitas sipil di Gaza,” tegas Jokowi dalam pernyataan resminya, Senin (30/10).
Dia memastikan bahwa Indonesia terus melakukan komunikasi dengan banyak pihak untuk mengupayakan penyelesaian masalah ini.
Di sisi lain, tambah Jokowi, Indonesia akan segera mengirim bantuan kemanusiaan ke Palestina.
“Kloter pertama akan akan dikirimkan minggu ini,” imbuhnya.
Sebelumnya, PBB memperingatkan pasokan bahan bakar di Gaza akan segera habis, mengakibatkan rumah sakit menutup hampir seluruh layanannya, kecuali Instalasi Gawat Darurat (IGD).
Seiring beberapa negara di seluruh dunia menyerukan “jeda kemanusiaan” dalam upaya menyalurkan bantuan yang sangat dibutuhkan ke Gaza, PBB telah memperingatkan Gaza akan kehabisan bahan bakar pada Rabu (25/10) malam.
Jika bahan bakar habis, itu akan berdampak sangat besar pada upaya bantuan kemanusiaan yang mereka lakukan di wilayah yang tengah dilanda prahara tersebut.
PBB menekankan pentingnya pengiriman pasokan bahan bakar ke wilauah itu demi memastikan warga mendapatkan air minum yang bersih, layanan rumah sakit tetap buka dan operasi bantuan dapat terus berlanjut.
Menipisnya pasokan bahan bakar di Gaza, memicu kekhawatiran mengenai dampaknya terhadap layanan kesehatan. Badan-badan PBB lainnya memperkirakan bahwa sepertiga rumah sakit di Gaza dan hampir dua per tiga klinik layanan kesehatan utama ditutup karena kerusakan atau kekurangan bahan bakar.
Wartawan BBC di Gaza, Rushdi Abualouf, mengatakan rumah sakit kini telah menutup hampir semua layanannya kecuali instalasi gawat darurat.
“Sebagian besar departemen di rumah sakit ditutup karena mereka ingin meminimalkan jumlah bahan bakar yang mereka gunakan,” ujarnya kepada program Today di BBC Radio 4.
Akan tetapi, fasilitas penting seperti unit dialisis masih beroperasi, kendati dengan perawatan yang sangat minim.
Dalam satu hari serangan udara Israel, menyebabkan 436 orang tewas, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.
Israel mengatakan pihaknya menargetkan infrastruktur Hamas dalam serangannya, termasuk terowongan. Israel mengeklaim berhasil menggempur 320 sasaran dalam sehari.
Israel juga melancarkan serangan darat terbatas ke Gaza untuk mencari informasi tentang warga Israel yang disandera milisi Hamas.
Ledakan di RS Al-Ahli
Krisis kemanusiaan terus terjadi di Palestina.
Kelompok Hamas – pihak berwenang di Gaza – mengatakan 500 orang tewas dalam ledakan di rumah sakit Al Ahli. Hamas menyalahkan Israel, yang pada gilirannya menyalahkan kelompok milisi Jihad Islam Palestina.
BBC berbicara dengan seorang dokter di rumah sakit yang didanai oleh Gereja Anglikan tersebut yang mengatakan bahwa terjadi kehancuran total dan ratusan orang tewas atau terluka akibat ledakan tersebut.
“Dokter melakukan operasi di lapangan dan di koridor, dan beberapa di antaranya tanpa anestesi,” kata juru bicara kementerian Dr Ashraf Al-Qudra, dalam sebuah pernyataan yang diunggah di Facebook pada Rabu (18/10) pagi.