BANDA ACEH – Nasib malang menimpa Fitria Al Muniroh Hafidloh Diyanah (23) yang dibunuh oleh mertuanya Khori, warga Dusun Blimbing, Desa Parerejo, Purwodadi, Pasuruan.
Fitria harus meninggal dengan cara digorok olej Khoiri. Padahal menantunya itu sedang hamil 7 bulan. Dalam rilis pers di Mapolres Pasuruan pada Kamis (2/10/2023), Khoiri mengaku melakukan pelecehan kepada menantunya itu baru pertama kali. IKLAN “Baru sekali,” ucapnya.
Wakapolres Pasuruan Kompol Hari Aziz mengatakan pelaku melakukan hal bejat itu lantaran ditolak oleh menantunya untuk memuaskan hasratnya.
“Korban habis mandi. Dia melihat korban ini dalam kamar posisi telentang. Karena hasratnya muncul, masuk dalam kamar menciumi mantunya,” ujar Waka Polres Pasuruan Kompol Hari Aziz, Kamis (2/11/2023).
Fitria tak mau menuruti nafsu bejat dari mertuanya dan berteriak minta tolong. Pelaku yang panik pun langsung menghabisi nyawa korban “Korban beteriak-teriak, sehingga pelaku panik lari ke dapur ambil pisau.
Lalu menuju kamar dan menindih korban lalu disayat lehernya,” jelasnya. Pelaku menggorok leher korban satu kali dengan kedalaman 13 centimeter.
Mengutip dari Viva, Ibu korban Nurul Afini (49), membeberkan sifat asli anak malangnya itu. Nurul menyebut Fitri merupakan anak yang jarang bercerita tentang kehidupannya apalagi saat sedang ada masalah. “Anaknya gak pernah curhat. Dia pendiam kayak ayahnya.
Pendiam,” ujar Nurul. Tak hanya itu, Nurul juga mengaku belum pernah melihat Fitri berpacaran.
Bahkan Fitri dan Sueb suaminya menikah karena dijodohkan. Fitri dijodohkan oleh bibinya. “Makanya saya pernah nyuruh adik saya, tolong tengok anakku (Fitri) kan rumahnya dekat di Sukorejo (Pasuruan).
Ternyata ada insiden ini,” lanjutnya. Pelaku sudag mengakui jika dirinya saat itu sedanf dalam pengaruh minuman keras alias mabuk.
Dalam pengaruh minuman keras itulah, Khoiri memasuki kamar sang menantu yang tengah hamil 7 bulan.
“Kejadian pembunuhan di dalam kamar rumah suami korban dengan menggunakan sebilah pisau dapur dengan cara menggorok leher korban,” tutur Kapolsek Purwodadi AKP Pujianto.
Saat aksi kejam dan sadis menggorok leher sang korban, pelaku langsung kabur meninggalkan korban yang bersimbah darah ke rumah tetangganya.
“Usai menggorok leher korban pelaku kemudian panik dan kabur ke rumah tetangganya, bersembunyi di dalam kamar,” ungkap AKP Pujianto.
Sesaat sebelum pelaku menghabisi nyawa sang menantu, pelaku sempat mengikuti antrian pembagian makanan yang digelar di Balai Desa Parerejo.
Sayangnya, karena nama pelaku tak masuk dalam daftar penerima bantuan yang dikhususkan untuk anak dan ibu hamil, pelaku pun langsung pulang ke rumah.
“Sempat bawa KTP minta bantuan. Tapi karena ini untuk ibu hamil dan menyusui ya gak dikasi terus pulang,” ujar salah seorang perangkat desa yang enggan disebut namanya.
Beberapa jam setelah pelaku tak mendaptkan pembagian makanan gartis di balai desa, pelaku pun melakukan aksi kejinya dengan menggorok leher sang menantu yang tengah hamil 7 bulan.
Suami korban yang baru pulang kerja kaget saat menemukan istrinya yang sedang hamil 7 bulan bersimbah darah di dalam kamar. Korban selanjutnya dilarikan ke Puskesmas Purwodadi, tetapi nyawanya tidak tertolong.
Pihak Polsek Purwodadi berhasil mengamankan pelaku setelah mendobrak pintu rumah tetangganya yang digunakan untuk bersembunyi.
Saat ditanyai oleh anggota polisi, pelaku mengakui perbuatannya dan mengungkapkan bahwa dia merasa penat dan menyesal atas tindakannya
Sumber: Gelora