BANDA ACEH – Israel sengaja terus membombardir wilayah Gaza untuk menciptakan ketakutan kepada rakyat Palestina di wilayah ini dan menggiringnya keluar dari Gaza.
Israel berambisi memindahkan rakyat Palestina dari wilayah Gaza ke Sinai Utara di wilayah Mesir.
Selanjutnya, Israel membangun barrier untuk menghalangi warga Palestina agar tidak kembali masuk ke wilayah Gaza.
Karena itu Israel terus mengajak Mesir berunding untuk merealisasikan skenario tersebut.
Tentu saja skenario ini membuat Pemerintah Mesir kesal. Pemerintah Mesir sendiri sudah memobilisaasi tentara yang merupaan pasukan khususnya untuk menjaga gerbang perbatasan Rafah sisi Mesir dengan Jalur Gaza di timur provinsi Sinai Utara.
Kepada Amerika Serikat, Mesir menegaskan, tujuan Israel untuk mengusir Hamas dari Jalur Gaza tidak realistis. karena itu Mesir tersebut menolak pemindahan paksa dan menolak kesepakatan keamanan, menurut sumber yang mengetahui masalah tersebut.
Peringatan tersebut disampaikan secara berkala oleh para pejabat Mesir ketika Kairo menolak tawaran AS untuk mengambil peran keamanan di masa depan di daerah kantong yang terkepung dan seruan Israel untuk menerima pemindahan paksa warga Palestina.
Peringatan tersebut menggarisbawahi keinginan Mesir untuk segera mengakhiri perang yang berkecamuk di perbatasannya, namun juga bagaimana Kairo mengambil sikap yang lebih tegas terhadap konflik tersebut dibandingkan yang diantisipasi oleh beberapa pejabat Israel dan Barat.
Para ahli mengatakan bahwa lobi Israel untuk melakukan pengungsian paksa warga Palestina dari Gaza memicu penolakan karena hal ini merupakan perwujudan ketakutan Mesir bahwa perang yang berkepanjangan di sana dapat mengganggu stabilitas wilayah Sinai dan berdampak pada dampak domestik di kalangan masyarakat yang secara luas mendukung perjuangan Palestina.
“Perang, dan tindakan serta pernyataan Israel yang lebih agresif, telah membuat Mesidan sebagian besar negara Arab memikirkan kembali kebijakan mereka terhadap Israel,” kata Ayman Zaineldine, mantan diplomat senior Mesir, kepada Middle East Eye.