Gelombang Boikot Produk Teroris Israel Sasar Produk AS, Inggris, dan Prancis

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

BANDA ACEH – Gerakan boikot besar-besaran yang dilakukan oleh warga Yordania terhadap produk-produk dan merek-merek Amerika, Inggris, dan Prancis yang diduga mendukung Israel telah menciptakan gelombang baru dalam Politik konsumen global. Kampanye ini terutama difokuskan pada produk-produk Amerika dan diluncurkan melalui platform media sosial.

mengutip laman thenationalnews, Senin (13/11/2023), pemicu kampanye boikot ini adalah aksi McDonald’s Israel yang pada tanggal 20 Oktober membagikan makanan kepada tentara Israel. Hal ini memicu reaksi dari masyarakat Yordania yang merasa perusahaan tersebut ikut serta dalam dukungan terhadap tindakan Israel di Gaza. Sebuah postingan di media sosial menegaskan bahwa McDonald’s Israel memang memberikan diskon kepada tentara IDF.

ADVERTISEMENTS

Boikot ini kemudian meluas, tidak hanya menyasar McDonald’s, tetapi juga termasuk restoran-restoran Amerika lainnya yang beroperasi di Yordania, seperti Starbucks, KFC, dan Pizza Hut, serta produk-produk Prancis seperti Carrefour. 

ADVERTISEMENTS

Meskipun perusahaan-perusahaan ini telah mengeluarkan pernyataan yang menyatakan bahwa mereka adalah perusahaan lokal dengan perjanjian waralaba dan mempekerjakan warga Yordania, kampanye boikot tetap berlanjut.

ADVERTISEMENTS

Pantauan pada Starbucks di kawasan Abdoun, Amman, menunjukkan penurunan drastis jumlah pengunjung. Di bagian lain kota, gerai utama Carrefour juga tampak sepi. 

ADVERTISEMENTS

Media sosial menyoroti poster yang dikatakan diproduksi oleh perusahaan Prancis tersebut dengan tulisan ‘Bersama Israel’ di samping logo mereka. Gerakan BDS (Boycott, Divestment, Sanctions) telah menyerukan kepada pendukungnya di seluruh dunia untuk memboikot Carrefour.

ADVERTISEMENTS

Tidak hanya gerai internasional, para sukarelawan juga terlihat berdiri di luar gerai KFC, menyerukan kepada calon pelanggan untuk tidak membeli dari jaringan makanan cepat saji Amerika tersebut. Sementara itu, Tasej, sebuah restoran cepat saji lokal di Yordania, mengumumkan bahwa mereka telah menghentikan penjualan merek minuman ringan terkenal dan beralih ke alternatif lokal.

Armoush Tourist Investments Company, pemegang waralaba McDonald’s lokal di Yordania, telah mengeluarkan pernyataan bahwa persentase yang diterima oleh McDonald’s Internasional dari waralaba tidak digunakan untuk kepentingan pemerintah atau kebijakan manapun. 

Mereka menegaskan bahwa mereka tidak mendukung Israel dan telah aktif mendukung ekonomi Yordania melalui pelatihan dan perekrutan pemuda Yordania, serta kampanye kemanusiaan. Perusahaan ini juga mengumumkan kontribusi awal sebesar 100.000 Dinar Yordania untuk membantu Palestina di Gaza melalui Hashemite Charitable Fund. Namun, The Media Line mendapat informasi dari sumber dekat pemilik lokal bahwa mereka telah kehilangan lebih dari 90% penjualan reguler mereka sejak 7 Oktober.

Di Indonesia Gerakan boikot terhadap produk-produk pendukung penjajah Israel kian mendapat angin ketika Majelis Ulama Indonesia merilis Fatwa No 83 Tahun 2023. Ketua MUI Bidang Fatwa, Asrorun Niam Sholeh menegaskan, mendukung agresi Israel baik secara langsung maupun tidak langsung seperti membeli produk dari produsen yang secara nyata mendukung Israel haram hukumnya.

“Mendukung pihak yang diketahui mendukung agresi Israel, baik langsung maupun tidak langsung, seperti dengan membeli produk dari produsen yang secara nyata mendukung agresi Israel hukumnya haram,” kata Niam.

Exit mobile version