NASIONAL
NASIONAL

Eks Ketua KPK Minta Anwar Usman Mundur untuk Kembalikan Marwah MK

image_pdfimage_print

BANDA ACEH –  Mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Erry Riyana meminta Anwar Usman segera mundur dari hakim konstitusi. Hal ini penting, untuk memulihkan kepercayaan publik terhadap Mahkamah Konstitusi (MK).

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

 

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Pasalnya, Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) menjatuhkan sanksi etik pelanggaran berat terhadap Anwar Usman. Sehingga, Anwar dicopot dari jabatan Ketua MK.

ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

 

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

“Kami menuntut yang Mulia Anwar Usman mengundurkan diri, karena keputusan MKMK itu menurut kami sudah merupakan cacat etika yang berat untuk seorang hakim MK,” kata Erry kepada wartawan, Senin (13/11).

ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

 

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

Erry juga menilai, apa yang dilakukan oleh Anwar Usman terindikasi kuat sebagai sebuah tindakan KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme). Keputusan Anwar Usman mengizinkan aturan baru terkait batas usia capres-cawapres terbukti mendorong Gibran Rakabuming Raka maju sebagai cawapres Prabowo.

Berita Lainnya:
KPK Buru Gubernur Kalsel Sahbirin Noor

 

“KKN terlalu kental, terlalu nampak, baik untuk keuntungan sendiri, keuntungan kelompok, dan keuntungan keluarga,” tegas Erry.

 

Baca Juga: Anwar Usman Dicopot dari Ketua MK: TPN Ganjar-Mahfud Prihatin, Tim Prabowo-Gibran Makin Semangat

 

Sementara itu, budayawan Goenawan Mohamad menyesalkan terjadinya skandal putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait syarat minimal batas usia capres-cawapres. Ia menyesalkan suasana Pilpres 2024 yang tak kondusif.

“Terjadinya skandal, skandal saya sebut, di Mahkamah Konstitusi menunjukkan hal tersebut. Belum lagi nanti saya dengar penutupan saluran suara dan lain sebagainya. Kalau itu terjadi pilpres yang akan datang bisa tegang. Mestinya ada yang menang, tetapi kemenangan itu, kemenangan yang kosong, karena kemenangan sebenarnya harus ada legitimasi bukan hanya legalitas,” ungkap Goenawan.

Berita Lainnya:
Ternyata Ini Peran 2 Oknum Polisi dalam Kasus Pembunuhan Mutia Pratiwi, Jasad Dibungkus Tas dan Dibuang di Karo

 

Goenawan pun mengungkapkan, banyak kebohongan yang diucapkan oleh presiden. Bahkan, ia mengungkapkan saat ini semua bisa dibeli. 

 

“Kesetiaan bisa dibeli. Suara bisa dibeli, kedudukan bisa dibeli. Jadi, apa yang ikhlas itu sudah mengalami erosi yanK berat. Kalau sebuah masyarakat kehilangan saling percaya, sudah selesai,” pungkas Goenawan.


Reaksi & Komentar

Berita Lainnya