TPN Ganjar: Drakor Itu Dimulai dari Bongkar Pasangnya Koalisi Prabowo-Gibran

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Presiden Joko Widodo alias Jokowi (kiri), Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Anwar Usman (atas tengah) yang juga adik ipar Jokowi, Cawapres Prabowo Subianto, Gibran Rakabuming Raka (bawah tengah) yang juga anak sulung Jokowi. FOTO/Net. Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

BANDA ACEH  – Juru bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar PranowoMahfud MD, Chico Hakim mengatakan penyebutan drama Korea alias drakor pertama kali diungkapkan Presiden Joko WIdodo (Jokowi).

Hal ini merespons pernyataan Wakil Ketua Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Hashim Djojohadikusumo.

Hashim menilai pernyataan Ganjar mengenai demokrasi Indonesia banyak drakor hanyalah dagelan.

“Penyebutan drakor, Politik sinetron dan sejenisnya justru pertama dilontarkan oleh Presiden Jokowi,” kata Chico kepada wartawan, Kamis (16/11/2023).

Chico menegaskan drama-drama dimulai ketika terjadi bongkar pasang koalisi pendukung Prabowo-Gibran.

“Bagi kami drama-drama justru dimulai dari penggabungan koalisi parpol yang bongkar pasang di koalisi Prabowo-Gibran,” ujarnya.

Dia menuturkan drama itu berlanjut setelah putusan Mahkamah Konstitusi (MK) nomor 90/PUU-XXI/2023.

Putusan ini diduga upaya meloloskan putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu sebagai cawapres Prabowo.

Sebab, putusan itu membolehkan seseorang belum berusia 40 tahun mencalonkan diri sebagai capres atau cawapres selama berpengalaman menjadi kepala daerah.

“Kemudian putusan MK yang sarat intervensi dan praktik nepotisme yang juga diamini MKMK melalui keputusan mencopot Ketua MK,” ucap Chico.

Tak hanya itu, Chico menuturkan dijadikannya putra Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep sebagai Ketua Umum PSI adalah bagian dari drama.

“Ada lagi jadinya anak presiden menjadi Ketum parpol walau 2 hari sebagai anggota dan masih banyak lagi,” ucapnya.

Exit mobile version