BANDA ACEH – Kisah tragis Shintia Indah Permatasari masih menjadi sorotan setelah ditemukan tewas menggantung diri di sebuah hotel di Padang.
Namun, kisah ini tidak sekadar bunuh diri biasa, melainkan akibat gagalnya rencana pernikahan.
Karena keluarga calon suami yang meminta mahar fantastis, mencapai Rp500 juta sesuai adat Pariaman.
Shintia, wanita berhati mulia asal Padang, dipaksa menyerah pada keputusan keluarga yang menolak pernikahannya dengan sang kekasih, Muhammad Hadi.
Diduga, permintaan mahar yang mencuat menjadi pemicu terjadinya tragedi ini.
Bukan hanya sekadar pemberitaan lokal, kisah Shintia Indah Permatasari merajai jagat maya sebagai trending topik.
Media sosial dihebohkan dengan cerita yang menciptakan tanda tanya besar tentang tekanan sosial dan ekonomi dalam ranah percintaan.
Dalam catatan kecil, uang jemputan atau “Japuik” yang seharusnya menjadi simbol kebersamaan.
Malah menjadi belenggu bagi Shintia, menggambarkan perlawanan antara tradisi dan hak asasi individu.
Semoga, kisah pilu ini menjadi refleksi bagi masyarakat tentang batasan adat dan pentingnya merangkul cinta dengan tulus, tanpa harus terjerat oleh beban materi.
Shintia, wanita dengan impian indah, meninggalkan pesan berat tentang kompleksitas cinta di tengah realitas kehidupan yang penuh tekanan.***