Bicara Pembantaian oleh Teroris Israel kepada Warga Gaza, Abu Salem: Hidup atau Mati, Menyerah Bukan Pilihan
INTERNASIONALPALESTINA

Bicara Pembantaian oleh Teroris Israel kepada Warga Gaza, Abu Salem: Hidup atau Mati, Menyerah Bukan Pilihan

ADVERTISMENTS
Iklan Ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1446 H dari Bank Aceh Syariah
image_pdfimage_print

BANDA ACEH  – Seorang sukarelawan di RS Shuhada Al-Aqsa, Mohammad Abu Salem, mengatakan pembantaian oleh tentara Israel terhadap warga Gaza adalah kenyataan sehari-hari yang harus dihadapi.

ADVERTISMENTS

Abu Salem bergabung sebagai sukarelawan pada 19 Oktober 2023.

Ia adalah lulusan fisioterapi Universitas Islam di Gaza.

ADVERTISMENTS
ADVERTISMENTS

“Saya tahu bekerja di rumah sakit pada umumnya akan sangat sibuk, namun bekerja di rumah sakit selama perang berada pada level yang berbeda,” kata pria berusia 25 tahun ini kepada AlJazeera.

“Anda tidak tahu apa yang akan terjadi besok, apakah Anda akan hidup atau mati. Tapi, menyerah bukanlah suatu pilihan.”

ADVERTISMENTS
ADVERTISMENTS

Departemen fisioterapi menangani semua pasien setelah perawatan awal di ruang gawat darurat.

Berita Lainnya:
Makin Banyak Korban Jiwa! Ulama Dunia Serukan Boikot Produk Asing yang Terafiliasi Israel, Ini Daftarnya

Setelahnya, departemen fisioterapi melanjutkan ke departemen lain seperti unit bedah atau bagian pediatrik.

Abu Salem berbicara kepada pasien, termasuk saudara laki-lakinya yang juga menjadi korban serangan, tentang sifat luka mereka, komplikasi yang mungkin timbul, dan cara menghindari risiko tersebut.

Ia beruntung bisa merawat sendiri saudara laki-lakinya yang mengalami luka ringan.

Meski demikian, Abu Salem tak menampik, mengobati orang yang dikenalnya cukup membuat stres.

“Suatu hari saudara laki-laki saya sendiri mengalami cedera – untungnya tidak serius,” katanya.

“Tetapi stres saat merawat orang yang Anda kenal, bisa sangat melemahkan.”

Berita Lainnya:
Pasukan Yaman Pro-Houthi Bentrok dengan Kapal Perang AS di Laut Merah

“Saya Hanya Berharap Keluarga Saya Tetap Hidup”

Dokter muda bernama Abdelrahman Abu Shawish, tak menyangka akan menjalani ‘peran’ penting sesaat setelah lulus dari sekolah kedokteran Universitas Azhar, Gaza.

Saat ini, Abu Shawish yang menjadi sukarelawan di departemen bedah di RS Shuhada Al-Aqsa, harus membuat keputusan penting untuk hidup pasiennya.

Dikutip dari AlJazeera, Abu Shawish harus memutuskan apakah korban luka memerlukan amputasi seluruhnya atau sebagian anggota tubuhnya.

Padahal, ia baru bergabung sebagai sukarelawan pada 10 Oktober 2023, tiga hari setelah eskalasi militer meningkat.

Ia mengaku kondisi para korban luka akibat serangan Israel, sama seperti periode sebelumnya.

1 2 3

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

ADVERTISMENTS