Bagaimana Iriana Jokowi Menggalang Dukungan untuk Prabowo-Gibran
Ibu negara Iriana Jokowi sudah lama ingin anaknya, Gibran Rakabuming Raka, menjadi pendamping calon presiden Prabowo Subianto.
DUA kali ditanyai oleh para jurnalis di Surabaya pada Ahad, 22 Oktober lalu, Iriana Jokowi hanya mengacungkan ibu jari. Tak ada kata-kata keluar dari mulut istri Presiden Joko WIdodo itu ketika para wartawan meminta komentar soal rencana putranya, Gibran Rakabuming Raka, menjadi calon wakil presiden Prabowo Subianto. Lima hari kemudian, ibu negara pun kembali menyorongkan jempolnya saat ditanyai soal duet Prabowo-Gibran.
Di balik acungan jempol itu, rupanya ada peran besar Iriana dalam pencalonan Gibran. Setidaknya sejak awal tahun ini Iriana diam-diam ikut menyiapkan jalan bagi anak sulungnya itu. Namun Gibran sendiri enggan berkomentar ihwal peran ibunya dalam loncatan karier politiknya. “Enggak juga,” kata Wali Kota Surakarta itu di Balai Kota Solo, Jawa Tengah, pada Kamis, 16 November lalu.
Kepada Tempo, dua kerabat dekat Jokowi dan Iriana yang ditemui terpisah bercerita bahwa ibu negara beberapa kali memberikan sinyal ihwal karier Politik Gibran. Iriana disebut meminta dukungan keluarganya agar Gibran bisa masuk Istana Wakil Presiden. Bahkan ia mengarahkan familinya untuk memilih Gibran sebagai pasangan calon presiden yang didukung Jokowi, yakni Prabowo.
Tatkala keluarga berkumpul dalam perayaan Idul Fitri pada 22 April lalu, ujar narasumber yang sama, Iriana sama sekali tak menyebut nama Ganjar Pranowo. Padahal, sehari sebelumnya, PDIP baru saja mengumumkan nama mantan Gubernur Jawa Tengah itu sebagai calon presiden. Jokowi pun hadir dalam deklarasi di Istana Batutulis, Bogor, Jawa Barat, tersebut.
Dalam pertemuan di rumah Presiden di Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Jawa Tengah, Iriana meminta keluarganya tak memilih calon presiden lain. Ia juga menyebutkan bahwa Gibran ada kemungkinan maju dalam pemilihan presiden 2024. Seorang narasumber bercerita, tetamu yang menikmati opor, gudeg, dan ayam goreng pun mengangguk-angguk.
Sebelum kerabat Jokowi berkumpul, Prabowo bertamu ke rumah keluarga Solo bersama putranya, Didit Hediprasetyo, menemui Jokowi, Iriana, serta Gibran. Sejumlah politikus partai pendukung Prabowo mengatakan Menteri Pertahanan itu meminta izin kepada Jokowi untuk menggandeng Gibran sebagai calon wakilnya.
Kepada wartawan, Prabowo menampik jika kunjungan itu disebut punya motif politik. “Anak buah itu sowan atau Lebaran kepada pimpinan,” ucap Prabowo.
Permintaan Iriana agar keluarga besarnya serempak mendukung lompatan politik Gibran disampaikannya kembali ketika keluarga Solo berkumpul di Gedung Agung Yogyakarta pada saat perayaan Idul Adha, 29 Juni lalu. Sama seperti ketika berkumpul di Solo, di Yogyakarta Iriana mewanti-wanti agar keluarga besarnya satu suara mendukung Gibran.
Ketika itu Gibran belum memenuhi syarat batas usia sebagai calon wakil presiden sesuai dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, yaitu 40 tahun. Usianya masih 35 tahun. Seorang kerabat Jokowi yang hadir dalam pertemuan itu mengatakan tak ada yang mempertanyakan soal syarat tersebut kepada Presiden dan Iriana. Semua terlihat setuju.
Keinginan menjadikan Gibran sebagai calon wakil presiden membuat Iriana belakangan lebih sering berada di Solo ketimbang mendampingi Jokowi di Jakarta. Dua kerabatnya mengatakan Iriana aktif memberi masukan kepada Gibran dan timnya. Iriana pun terlibat dalam penyusunan strategi mengegolkan Gibran sebagai calon wakil Prabowo.
Informasi bahwa Iriana banyak menghabiskan waktunya di Solo didengar pula oleh orang dekat Gibran. Menurut dia, Iriana juga lebih sering berada di Surakarta menjelang Gibran berlaga dalam pemilihan Wali Kota Solo 2020. Saat itu masih ada anggota keluarga yang belum mendukung Gibran karena dianggap membangun dinasti Jokowi.
Iriana pula yang mengkonsolidasikan keluarga Solo agar merestui langkah anaknya. Hingga akhirnya keluarga Jokowi dan Iriana bersepakat mendukung Gibran.
Narasumber yang sama bercerita, Gibran belakangan lebih dekat dengan keluarga Iriana ketimbang paman dan bibi dari ayahnya. Mereka sering memberikan masukan soal gaya komunikasi Gibran agar ia bisa beradaptasi dengan budaya Solo. Sejak 2002, Gibran bersekolah di Singapura dan Australia selama sekitar delapan tahun.