JK Ingatkan Jokowi: Bagaimana 2045 Baik kalau 2024 Diberi Contoh Tak Baik

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

image_pdfimage_print

BANDA ACEH – Wakil Presiden ke-10 dan 12 Jusuf Kalla (JK) menilai Pemilu 2024 adalah penentu cita-cita Generasi Emas 2045. Pemilu 2024 yang berlangsung adil akan berbuah hasil baik di 2045.

ADVERTISEMENTS
ad39

Dari itu, JK mengingatkan Presiden Joko WIdodo hingga aparat-aparat negara untuk menjalankan pemilu secara baik. Menjunjung netralitas.

ADVERTISEMENTS

“Sekali lagi, kita ingin menjaga bangsa dan negara ini aman ke depan mencapai tahun 45 (Indonesia emas) seperti yang diinginkan Pak Jokowi. Tapi syaratnya ialah berlakulah adil, berlakulah netral, begitu tidak, maka bangsa ini akan mulai masalah,” kata JK di kediamannya di Jalan Brawijaya Raya, Jaksel, usai menerima kunjungan Ganjar Pranowo, Minggu (19/11).

ADVERTISEMENTS

JK berharap, dalam situasi seperti saat ini, menuju Pemilu 2024, peranan aparat pemerintah – meliputi kepolisian, TNI, dan seluruh aparat negara — betul-betul melaksanakan Pemilu secara baik dan aman.

ADVERTISEMENTS

“Dengan cara netral. Kenapa? Kita kemukakan netralitas karena sumpah semua pejabat, sumpah semua aparat, selalu berbunyi akan taat kepada Undang-Undang, dan akan melaksanakan segala tugasnya dengan sebaik-baiknya dengan seadil-adilnya,” kata JK.

ADVERTISEMENTS

Sumpah tersebut, tambah JK, keluar dari semua pejabat saat dilantik. Apabila ada pejabat melanggar sumpah, maka hukuman yang akan didapatkan tidak hanya di dunia, tapi juga akan ditagih di akhirat.

ADVERTISEMENTS

“Maka keinginan kita, negara untuk ke depan, juga keinginan Pak Jokowi, bagaimana 2045 baik, tidak mungkin 2045 baik, kalau hari ini tidak baik, kita setuju itu Pak Jokowi, bahwa kita menuju 2045 baik, tapi apabila diberikan contoh yang tidak baik pada tahun 2024, maka akan melahirkan ketidakadilan pada tahun-tahun berikutnya,” ungkap JK.

JK menegaskan, semua orang boleh berbeda soal pilihan. Tapi mengenai masa depan bangsa itu yang harus jadi perhatian.

“Kita bisa berbeda, berbeda pilihan Politik, tapi kita tidak berbeda dalam pilihan negara,” imbuhnya.

Exit mobile version