BANDA ACEH – Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tak mempermasalahkan elektabilitas merosotnya Ganjar Pranowo-Mahfud MD jelang perhelatan Pilpres 2024.
Menurut Ketua Majelis PPP Romahurmuziy, tingginya hasil survei tidak menjadi penentu kemenangan bagi pasangan capres-cawapres.
Dia menyebut lembaga survei hanya menjadi salah satu alat untuk menggiring opini masyarakat dalam membranding kandidat.
“Karena survei itu di samping memiliki fungsi memotret kondisi saat ini, dia juga merupakan alat untuk membentuk opini di kalangan intelektual,” kata pria akrab dipanggil Rommy itu kepada wartawan, Rabu (22/11/2023).
Asumsi dari pembentukan opini di kalangan intelektual itu, lanjut Rommy, adalah karena survei memiliki influencing power atau daya pengaruh pada kelompok-kelompok non intelektual.
Atas dasar itu, Rommy menyatakan bahwa pihaknya tidak ingin menang survei, namun pihaknya ingin Gajar-Mahfud dan PPP menang Pemilu 2024.
“Saya selalu mengatakan dalam banyak kesempatan bukan kali ini saja, bahwa Ganjar-Mahfud sebagaimana juga dalam banyak survei PPP juga diramal sejak per pemilu-pemilu tidak pernah lolos Parliamentary Threshold,” ucapnya.
“Tapi sikapnya sama kami bukan mau menang survei, kami mau menang pemilu, kami mau menang pemilu presiden,” sambungnya.
Sebelumnya, survei Indonesia Political Opinion (IPO) merilis temuan terbarunya terkait elektabilitas capres-cawapres di Pilpres 2024.
Hasilnya, Prabowo Subianto menempati posisi pertama dengan elektabilitas 37,5 persen yang dilanjutkan Anies Baswedan di posisi kedua dengan elektabilitas 32,7 persen.
Kemudian, Ganjar Pranowo di posisi ketiga dengan elektabilitas 28,3 persen.
Meski begitu, pada format head to head, hasilnya cukup berbeda dan cenderung beragam dari masing-masing calon presiden.
Hal tersebut disampaikan Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah dalam paparannya di Koetaradja The Keude Kupi, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (20/11).
“Ketika kami hadapkan saat posisi head to head dengan dua kandidat, jika Prabowo berhadapan dengan Anies maka Prabowo mendapatkan 52,1 persen dan Anies 46,0 persen,” paparnya.