INTERNASIONALPALESTINA

Di Tengah Kesepakatan Gencatan Senjata, Serangan Teroris Israel Terus Berlanjut Hingga Lebih dari 100 Warga Palestina Dilaporkan Tewas

Serangan datang dari laut, udara, dan darat. IDF merilis rekaman hitam putih yang menunjukkan pengeboman dari udara dan laut.

Selain itu, terdapat video tentara Israel yang beroperasi di lanskap perkotaan yang hancur, membersihkan bangunan di bawah todongan senjata dan melakukan serangan udara untuk menyerang kompleks di dekatnya.

IDF menggambarkan gencatan senjata tersebut sebagai ‘jeda operasional’, sejalan dengan komentar yang disampaikan oleh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.

Pernyataan dari Netanyahu adalah sebuah upaya yang jelas untuk mengisyaratkan bahwa pengeboman dapat dilanjutkan setelah pertukaran sandera selesai.

“Terminologi kami bukanlah gencatan senjata, terminologi kami adalah jeda operasional,” kata Hecht.

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan bahwa mereka berhasil mengevakuasi 320 korban luka dan keluarga mereka dari rumah sakit Indonesia ke Gaza selatan pada hari Rabu (22/11).

Evakuasi dilakukan dengan menggunakan ambulans, sementara korban luka yang tersisa juga dievakuasi dari rumah sakit Al-Shifa.

IDF menunjukkan kepada sekelompok wartawan sebuah terowongan yang diperkuat yang terhubung dengan kamar mandi, dapur dan ruang pertemuan ber-AC yang katanya merupakan bagian dari jaringan terowongan bawah tanah Hamas di bawah Al-Shifa.

Terowongan terowongan setinggi sekitar dua meter (6,5 kaki) itu diakses melalui sebuah terowongan di luar ruangan di halaman kompleks rumah sakit.

Israel telah lama menuduh Hamas menggunakan kompleks rumah sakit itu sebagai markas komando dan kontrol, sebuah tuduhan yang dibantah oleh kelompok militan itu dan para pejabat rumah sakit.

Para wartawan tidak diperbolehkan masuk ke dalam rumah sakit dan hanya diperbolehkan melihat sebagian terowongan.

Sementara itu, lembaga-lembaga bantuan memperingatkan bahwa krisis kemanusiaan yang terjadi akibat pertempuran ini begitu dahsyat.

Sehingga jeda empat hari dalam pertempuran tidak akan banyak membantu meringankan situasi, dan menyerukan gencatan senjata permanen.

“Untuk organisasi medis, empat hari jeda adalah hanya plester luka, bukan perawatan kesehatan.” Joël Weiler, direktur eksekutif badan amal medis Médecins du Monde.

Pihak lain memperingatkan bahwa ada batasan jumlah bantuan yang dapat melintasi perbatasan dan volume bahan bakar yang tersedia selama tidak ada titik penyeberangan tambahan yang dibuka di luar fasilitas Rafah yang sudah ada di perbatasan selatan Gaza dengan Mesir.

1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya