14 Sandera Hamas Kembali akan Ditukar 42 Tahanan Teroris Israel, Ternyata Begini Kesepakatan Rasio Pertukarannya

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

14 Sandera Hamas akan ditukar dengan 42 tahanan negara teroris Israel, Para sandera yang dibebaskan pejuang Hamas termasuk 13 warga Israel, 10 warga dari Thailand dan satu dari Filipina. FOTO/Telegram. Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

BANDA ACEH – Pihak Pemerintah teroris Israel mengatakan bahwa 14 sandera yang ditahan di Jalur Gaza setelah serangan Hamas pada 7 Oktober akan dibebaskan pada hari kedua gencatan senjata.

Sumber resmi Pemerintah teroris Israel mengatakan 14 sandera akan diserahkan oleh Hamas pada Sabtu waktu setempat.

Otoritas penjara juga mengatakan 42 tahanan Palestina, baik pria maupun wanita, akan dibebaskan berdasarkan ketentuan perjanjian.

Seperti diketahui, ketentuan perjanjian mengamanatkan pertukaran sandera Hamas dan tahanan Palestina di penjara Israel dengan rasio tiga banding satu.

Sebelumnya, Hamas sudah membebaskan 24 sandera  dan penjajah Israel melepaskan 39 warga Palestina dari penjara mereka.

Para sandera yang dibebaskan pejuang Hamas termasuk 13 warga Israel, 10 warga dari Thailand dan satu dari Filipina.

Dikutip dari The Telegraph, para sandera penjajah Israel yang dibebaskan termasuk delapan wanita – enam di antaranya berusia 70-an dan 80-an – dan tiga anak-anak.

Pembebasan mereka disusul dengan pembebasan para tahanan Palestina – 24 wanita, termasuk beberapa yang dihukum karena menyerang pasukan Israel, dan 15 remaja yang dipenjara termasuk karena melempar batu.

Gencatan senjata ini membuka jalan bagi bantuan yang sangat dibutuhkan untuk mengalir ke Gaza bagi warga yang terkepung.

Dengan dimulainya gencatan senjata pada Jumat pagi, 2,3 juta warga Palestina di Gaza kembali tenang untuk pertama kalinya setelah tujuh minggu pemboman penjajah Israel tanpa henti, yang telah menewaskan belasan orang, membuat tiga perempat penduduk Palestina meninggalkan rumah mereka dan meratakan sebagian besar wilayah pemukiman.

Tembakan roket dari militan Gaza ke negara teroris Israel juga tidak terdengar lagi.

Pemerintahan Teroris Israel mengatakan gencatan senjata bisa diperpanjang jika lebih banyak sandera dibebaskan, namun mereka menegaskan akan melanjutkan serangan besar-besaran setelah gencatan senjata berakhir.

Hal ini mengaburkan harapan bahwa kesepakatan tersebut pada akhirnya dapat membantu meredakan konflik, yang telah memicu gelombang kekerasan di Tepi Barat yang diduduki dan menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya konflik yang lebih luas di Timur Tengah.

Exit mobile version