BANDA ACEH – Dua warga Israel yang disandera Hamas justru memuji perlakuan anggota Brigade Al-Qassam Hamas kepada mereka.
Mereka adalah seorang ibu bernama Danielle Aloni dan putrinya yang berusia 5 tahun, Emilia.
Pekan lalu Aloni menulis surat yang menyebutkan bahwa putrinya telah diperlakukan “seperti ratu” selama disandera.
Surat itu ditulis Aloni atas permintaan Emilia dan kemudian dirilis oleh Brigade Al-Qassam sehari berselang.
Emilia sendiri dilaporkan dibebaskan tanggal 24 November 2023 di tengah gencatan senjata antara Israel dan Hamas.
Dalam surat itu Aloni menyebut Emilia telah menganggap para penyandera seperti “orang tuanya”.
Di samping itu, Emilia merasa para penyandera adalah sahabat baik baginya.
“Terima kasih atas waktu yang kalian berikan sebagai pengasuh,” tulis Aloni dikutip dari Anadolu Agency.
“Anak-anak seharusnya tidak disandera, tetapi terima kasih kepada kalian dan orang baik lainnya yang kami temuai sepanjang jalan, putri saya merasa seperti ratu di Gaza,” ujarnya.
Aloni menyebut perlakuan yang diterima putrinya tidak menimbulkan trauma psikologis pada dirinya.
“Saya harap di dunia ini kita benar-benar bisa menjadi sahabat baik,” katanya.
Di samping itu Aloni berharap para penyandera selalu dalam keadaan sehat.
“Sehat dan sejahtera, salam cinta untuk kalian dan anak-anak kalian.”
Sementara itu, dilansir dari New Strait Times, Aloni menyebut para anggota Hamas dengan sabar telah memenuhi semua keinginan putrinya, termasuk permen dan buah-buahan.
“Kalian telah memperlakukannya dengan baik, lembut, dan dengan cinta,” kata dia menambahkan.
Akan bebaskan lebih banyak sandera
Hamas dan Israel diperkirakan akan membebaskan lebih banyak sandera pada hari ini Rabu, (29/11/2023).
Adapun hari ini adalah hari terakhir gencatan senjata yang berlangsung selama 6 hari di Gaza.
Media Israel melaporkan Israel telah menerima daftar sandera yang akan dibebaskan hari ini.
Pihak Israel berujar gencatan senjata bisa diperpanjang lagi jika Hamas bisa terus membebaskan setidaknya 10 warga Israel per hari.
Sementara itu, Hamas dan Jihad Islam telah membebaskan 12 sandera kemarin. Jumlah sandera yang dibebaskan kini menjadi 81 orang.
Dari 12 orang itu, 10 di antaranya adalah wanita Israel, sedangkan 2 lainnya adalah warga negara Thailand.
Kesehatan mereka dicek setelah dibebaskan. Mereka kemudian dibawa ke rumah sakit Israel untuk bertemu dengan keluarga masing-masing.
Pada hari yang sama Israel membebaskan 30 warga Palestina yang ditahan di Penjara Ofer di Tepi Barat dan pusat penahanan di Yerusalem.
Sementara itu, Qatar yang menengahi gencatan senjata antara Hamas dan Israel menggelar pertemuan antara pemimpin intelijen AS, CIA, dan pemimpin intelijen Israel, Mossad.
Para pemimpin itu membahas parameter yang memungkinkan terjadinya fase baru gencatan senjata.
Salah satunya ialah apakah Hamas bersedia membebaskan para pria atau personel militer yang disandera, tidak hanya wanita dan anak-anak.
Di sisi lain, Group of Seven (G-7) pada hari Selasa menyerukan adanya perpanjangan gencatan senjata.
Kini dilaporkan masih ada 159 orang yang disandera di Gaza. Dari jumlah itu terdapat 8 atau 9 warga AS