Edy Rahmayadi Ungkap Alasan Dukung Anies-Muhaimin daripada Prabowo-Gibran: Saya Ingin Berubah
NASIONAL
NASIONAL

Edy Rahmayadi Ungkap Alasan Dukung Anies-Muhaimin daripada Prabowo-Gibran: Saya Ingin Berubah

ADVERTISMENTS
Iklan Ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1446 H dari Bank Aceh Syariah
image_pdfimage_print

BANDA ACEH  – Mantan Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Edy Rahmayadi, mengungkapkan alasannya lebih mendukung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar daripada Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Saat ini Edy merupakan ketua tim pemenangan dari pasangan Anies-Muhaimin di wilayah Sumut. 

ADVERTISMENTS

Edy pun mengaku jika mengikuti sisi emosionalnya dia akan mendukung capres dan cawapres nomor urut 2 yaitu Prabowo-Gibran. Pasalnya, Prabowo merupakan mantan komandan Edy saat masih berkarir di militer. 

“Secara emosional seharusnya saya ke nomor 2, kalau menurut emosional. Saya ke nomor 2 kenapa? Karena dia (Prabowo) mantan atasan saya,” kata Edy Rahmayadi dalam konsolidasi pengurus kampanye daerah Sumut (Timnas AMIN) di Medan, Rabu (29/11/2023). 

ADVERTISMENTS
Berita Lainnya:
Dunia Olahraga Berduka, Ketua KONI Aceh Abu Razak Tutup Usia di Tanah Suci

 Kendati demikian, Edy lebih memilih pasangan Anies-Muhaimin lantaran dia ingin ada perubahan. “Sekarang pertanyaan kenapa tak ke sana (dukung Prabowo). Kalau ditanya saya ingin berubah. Tagline berubah hanya nomor 1 (Anies-Muhaimin),” ujarnya. 

Mantan Pangkostrad ini menjelaskan perubahan yang diinginkannya meliputi sosial, ideologi, Politik, ekonomi, budaya, pertahanan, dan keamanan. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia pun menjadi sorotan Edy. 

ADVERTISMENTS

“Di zaman presidennya Soeharto pertumbuhan ekonomi 7 persen. Zaman Susilo Bambang Yudhoyono itu 5 persen. Pertumbuhan ekonomi sekarang 4 persen,” ujarnya. 

Berita Lainnya:
Debut Patrick Kluivert Sore Ini, Mampukan Indonesia Curi Poin di Kandang Australia?

Tak sampai di situ, Edy juga menyoroti terkait dengan Mahkamah Konstitusi (MK) yang dinilainya telah disusupi kepentingan politik. “Di dunia mana pun ada yang namanya MK. MK itu malaikat di negara ini. 

Itu pun sudah diatur-atur. Bagaimana kalau malaikat ini bisa kita atur. Eh malaikat maut jangan kau cabut nyawaku ini. Ini malaikat. Saya tidak cerita lain-lain. Saya tidak cerita kepala desa dikumpulkan, ini politik,” jelas Edy

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

ADVERTISMENTS