HARIANACEH.co.id|Banda Aceh – Balai Arsip Statis dan Tsunami (BAST) akan menyelenggarakan Peringatan 19 Tahun Tsunami Samudera Hindia pada tanggal 13 Desember 2023 di Kantor BAST. Kegiatan ini merupakan agenda tahunan BAST yang dimaksudkan untuk merefleksikan peristiwa tsunami sebagai pembelajaran yang diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap bencana yang dapat terjadi setiap saat.
Peristiwa Gempa dan Tsunami Samudera Hindia pada 26 Desember 2004 merupakan salah satu bencana alam terbesar di dunia yang menelan ratusan ribu korban jiwa serta merusak infrastruktur dan kehidupan masyarakat di Aceh, Provinsi ujung barat Indonesia.
Untuk mempercepat pemulihan di Wilayah Aceh dan Sumatera Utara setelah bencana tersebut, Pemerintah Indonesia membentuk Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Nanggroe Aceh Darussalam dan Kepulauan Nias (BRR NAD-Nias) pada 16 April 2005 yang dipimpin oleh Kuntoro Mangkusubroto.
Setelah beroperasi selama kurang lebih 4 tahun dalam membangun Aceh dan Nias, BRR kemudian dibubarkan pada tahun 2009. Setelah pembubaran BRR, arsip-arsipnya diserahkan ke Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) untuk dikelola sebagai sumber pembelajaran tentang tsunami dan pembangunan pasca tsunami bagi masyarakat Aceh bahkan dunia.
ANRI mendirikan sebuah Unit Pelaksana Teknis yang dikenal sebagai Balai Arsip Tsunami Aceh (BATA), yang sekarang telah berubah menjadi Balai Arsip Statis dan Tsunami (BAST) guna mengelola arsip-arsip tersebut.
Pada tahun 2017, arsip Tsunami Samudera Hindia yang dimiliki oleh BAST diakui oleh UNESCO sebagai Memory Of the World (MoW) melalui nominasi bersama antara Sri Lanka dan Indonesia. Pengakuan ini menegaskan nilai pembelajaran bagi masyarakat global.
MoW menjadi sumber sejarah dan warisan yang dapat diakses oleh seluruh masyarakat dunia. Guna meningkatan akses dan pemanfaatan arsip-arsip tersebut sebagai sumber pembelajaran dan penelitian, Balai Arsip Statis dan Tsunami pada tahun 2021 telah membentuk Pusat Studi Arsip Kebencanaan/Arsip Tsunami.
Pusat Studi ini akan menjadi rujukan sumber informasi yang autentik dan terpercaya bagi para peneliti yang ingin memanfaatkan arsip-arsip tsunami yang tersimpan di Balai Arsip Statis dan Tsunami.
Oleh karena itu, dalam peringatan 19 tahun tsunami Aceh, BAST mengangkat tema “B19 WAVE TO LEARN: Belajar Tsunami dari Arsip”. Tema ini dipilih untuk menggarisbawahi pentingnya arsip sebagai sumber primer berbagai ilmu pengetahuan.
BAST, sebagai lembaga kearsipan yang mengelola arsip tsunami, memiliki peran krusial dalam pengelolaan, pelestarian, dan penyajian arsip tersebut sebagai rujukan informasi dan penelitian, terutama tentang bencana tsunami.
Edukasi mengenai bencana tsunami melalui khazanah arsip tsunami menjadi poin utama dalam kegiatan peringatan 19 tahun tsunami Aceh yang diintegrasikan dengan pameran arsip tsunami, memungkinkan generasi muda menjadi sadar dan waspada terhadap bencana, khususnya bencana tsunami.
Pada peringatan 19 tahun Tsunami kali ini, BAST akan mengadakan serangkaian kegiatan, termasuk Focused Group Discussion tentang “Arsip Kebencanaan sebagai Rujukan Pembelajaran Bencana dan Mitigasi Bencana” yang telah berlangsung pada 28 November, serta Coffe Morning bersama insan pers pada tanggal 1 Desember 2023.
Selain itu, Diklat Pengelolaan Arsip Pada Perguruan Tinggi di Aceh oleh Pusdiklat ANRI akan dilaksanakan pada 12 Desember 2023, diikuti oleh Kegiatan Digitasi Arsip dan Preservasi Arsip Bagi Lembaga maupun Masyarakat yang menyimpan arsip-arsip kuno oleh Tim Preservasi Arsip-Arsip Nasional Republik Indonesia pada 14 November 2023.
Dan Kegiatan puncak, yakni Seremonial Peringatan 19 tahun Gempa dan Tsunami Aceh dan Pameran Arsip Tsunami akan digelar pada 13 Desember 2023.
Kepala BAST ANRI Aceh, Muhammad Ihwan mengatakan, kegiatan ini juga bertujuan untuk memberikan pembelajaran bagi seluruh elemen masyarakat mengenai pentingnya pengelolaan arsip dan menjadikan arsip sebagai sumber informasi dan ilmu pengetahuan bagi generasi saat ini dan mendatang.