NASIONAL
NASIONAL

Tolak Pengungsi Rohingya, Warga Sabang Aceh Bentrok dengan Polisi

image_pdfimage_print

BANDA ACEH – Warga Sabang bentrok hingga dorong-dorongan dengan polisi di Dermaga CT-1, BPKS Sabang, Aceh, Rabu (6/12/2023) sore.

ADVERTISEMENTS
Selamat Hari Guru Nasional

Aksi dorong-dorongan tersebut diduga gegara pengungsi Rohingya.

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Sejumlah polisi lengkap dengan helm dan tameng anti huru-hara terlihat mengadang massa yang berusaha menerobos barikade pihak keamanan.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

“Woy, woy. Ribut, ribut ini,” teriak warga dan netizen yang merekam aksi tersebut sebagaimana dikutip dari Instagram @berita_aceh, Rabu malam.

Beragam pendapat warganet meramaikan kolom komentar usai video tersebut diunggah ke media sosial.

“Pemerintah harus segera ambil sikap,” tulis salah seorang warganet di kolom komentar.

“Kan, akhirnya jadi keributan,” komen warganet lainnya.

“Inilah yang ditakutkan, akhirnya terjadi. Masyarakat orang Aceh dan polisinya juga orang Aceh. Terjadi keributan sesama saudara gara-gara orang asing,” timpal warganet lain.

Hingga tulisan ini ditayang, Serambinews.com masih berupaya mengonfirmasi sejumlah pihak terkait.

Pengungsi Rohingya Terang-terangan Ngaku Ingin Tinggal di Indonesia

Sementara dalam video viral lainnya, pengungsi Rohingya secara terang-terangan mengakui ingin tinggal di Indonesia.

Hal itu disampaikan oleh salah seorang pengungsi Rohingya yang mendarat di wilayah pesisir pantai Ie Meulee, Kecamatan Sukajaya, Kota Sabang, pada Sabtu (2/12/2023).

“Insya Allah kami akan tinggal di sini,” kata Deli Warsa salah seorang mengungsi dikutip dari TikTok @hotlisimanjuntak, Rabu (6/12/2023).

Berita Lainnya:
Gegara Mengemudi sambil Oral Seks, Mahasiswa Tabrak Pejalan Kaki hingga Tewas

Diketahui akhir tahun ini Aceh kebanjiran pengungsi Rohingya yang melarikan diri dari kamp di Cox’s Bazar, Bangladesh.

Beberapa kabupaten/kota yang menjadi tempat pendaratan pengungsi Rohingya di Aceh seperti Bireuen, Aceh Utara, Aceh Timur dan Sabang.

Terus suarakan penolakan

Masyarakat Kota Sabang terus melakukan aksi penolakan terhadap keberadaan etnis Rohingya.

Seperti diketahui, setelah berlabuh di pesisir Pantai Ie Meulee, Sabtu (2/12/2023) dini hari sekitar pukul 02.00 WIB dini hari menggunakan perahu kayu, para pengungsi tersebut sempat bermalam di Gampong Balohan, namun ditolak masyarakat setempat. 

Kemudian berdasarkan hasil rapat koordinasi Forkopimda Kota Sabang bersama para pemangku kepentingan di Kota Sabang, disepakati bahwa para pengungsi tersebut untuk sementara ditempatkan di Dermaga CT-1 BPKS.

Namun masyarakat Gampong Kuta Barat juga menolak kehadiran pengungsi yang ditempatkan di dalam lingkungan Dermaga CT-1 BPKS.

Pantauan Serambinews.com, terjadi keributan dan aksi saling dorong mendorong warga dan pihak keamanan di Dermaga CT-1 BPKS Sabang, Rabu (6/12/2023) sore ini.

Keributan terjadi karena warga menuntut agar para pengungsi Rohingya itu segera dipindahkan dari Sabang.

“Dari tadi siang kami menuntut agar para Rohingya itu segera dipindahkan dari Sabang, namun hingga sore ini Rohingya yang meresahkan ini tidak kunjung dipindahkan,” kata seorang warga saat melakukan aksi penolakan di depan Dermaga CT-1 BPKS Sabang.

Berita Lainnya:
Pimpinan Komisi II DPR Setuju Mafia Tanah Dimiskinkan, Usul Bentuk Satgas Khusus

Aksi penolakan yang dilakukan oleh warga gampong kuta barat sempat ramai, akan tetapi dapat dihentikan dengan aman dan damai oleh pihak keamanan.

Sementara itu, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Sabang mendesak pihak United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) untuk segera pindahkan pengungsi Rohingya yang berada di Kota Sabang ke tempat penampungan.

Hal tersebut disebabkan adanya penolakan keras dari seluruh masyarakat Sabang pasca kedatangan pengungsi Rohingya gelombang kedua 139 orang pada 1 Desember 2023 lalu pukul 02.30 WIB dini hari di Pantai Tapak Gajah, Gampong Ie Meulee, Kecamatan Sukajaya, Kota Sabang.

Kedatangan pengungsi Rohingya di pulau paling Barat Indonesia ini telah menimbulkan aksi keras warga untuk menolak kehadiran mereka di tengah masyarakat Sabang.

Hal itu bisa dibuktikan dengan sudah beberapa kali pengungsi tersebut dipindahkan dari satu gampong (Desa) ke gampong lainnya, namun tetap menimbulkan penolakan yang sama.

Kabag Protokol dan Komunikasi Pimpinan (Prokopim) Setda Kota Sabang, Ady Akmal Shiddiq, mengatakan alasan pemindahan harus dilakukan karena mempertimbangkan situasi yang berkembang di masyarakat Sabang saat ini yang menolak dengan keras kehadiran pengungsi Rohingya saat ini ditempatkan di kawasan Pelabuhan CT-1 BPKS.

1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya