Hamas Dianggap Teroris, Pengamat UMJ: Aneh, Ada Komunitas Muslim Dukung Penjajah Israel

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

BANDA ACEH – Munculnya pemikiran di Indonesia yang menentang Hamas di Palestina turut membuat gaduh di publik. Pemikiran yang kontra terhadap gerakan Hamas ialah menuding kelompok ini sebagai teroris.

Sehingga, aksi bela Palestina di Indonesia seakan dicap sebagai dukungan terhadap gerakan teroris.

Salah satu tokoh Islam yang menentang gerakan Hamas di Palestina adalah Abdulhakim Idris. Dia merupakan penggagas gerakan Center for Uyghur Studies (CUS). Lewat beberapa artikelnya, Abdulhakim memojokkan Hamas di Palestina.

Soal pandangan itu, Akademisi Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Usni Hasanuddin pun mengecam. Dia menyesalkan, ada orang yang menyematkan kata teroris pada gerakan Hamas.

“Kita sangat menyayangkan perilaku dan sikap organisasi yang menyebutkan Hamas sebagai teroris,” ujar Usni kepada wartawan di Jakarta, Jumat (8/12).

Menurut Usni, Hamas yang berbasis di Gaza, Palestina bukan merupakan organisasi teroris. Hamas adalah gerakan rakyat Palestina yang menginginkan kemerdekaan negaranya.

“Rakyat yang ingin kemerdekaan kok dituduh teroris. Justru, yang termasuk teroris adalah Israel, karena telah merampas tanah rakyat Palestina,” ketusnya.

Dia pun mengkritik pendiri CUS, Abdulhakim Idris yang begitu massif membela Israel di tengah dukungan masyarakat Indonesia dan dunia yang begitu kuat kepada Palestina.

Kata Usni, gerakan CUS ini juga seolah-olah tidak menghargai Pemerintah Indonesia yang sedang berjuang membela kemerdekaan Palestina.

“Sangat aneh jika ada komunitas muslim, tetapi mendukung Israel dan menuduh Hamas teroris,” tandasnya.

Exit mobile version