BANDA ACEH – Gibran Rakabuming Raka, Calon Wakil Presiden (Cawapres) sebagai pasangan dari Capres Prabowo Subianto ini mangkir dari dialog interaktif para Cawapres 2024 yang diselenggarakan tvOne.
Ketidakhadiran Gibran kini menjadi ramai diperbincangkan, terutama oleh kawula muda lantaran publik menilai putra sulung Presiden Jokowi ini menjadi sosok terdekat dengan kaum Milenial dan Gen Z.
Namun, ketika tvOne menggelar kegiatan dialog interaktif bertajuk ‘Mencuri Hati Kawula Muda’ dalam program siarannya Menuju Pemilu, Wali Kota Solo ini justru absen dari acara tersebut.
Tim tvOnenews.com mencoba menanyakan alasan ketidakhadirannya, menurutnya acara dialog tersebut bukanlah debat resmi.
Itu debat resmi?” kata Gibran kepada tvOnenews.com saat menjawab pertanyaan tersebut, pada Rabu (6/12/2023).
Menyoroti hal tersebut, seorang Pengamat Politik, Rocky Gerung menilai bahwa Gibran Rakabuming mengidap suatu penyakit yang mengalami reaksi panik ketika berada di ruang terbuka.
“Ada orang yang takut pada kegelapan, namanya Claustrophobia, artinya takut pada Claus pada ruang tertutup dia panik. Tapi ada orang yang panik pada ruang terbuka itu namanya Debatofobia,” ungkap Rocky Gerung dalam video pada Kanal YouTube Rocky Gerung Official.
“Orang tuh fobi kalau dia terasing dari sesuatu, nah ini orang sudah masuk di lembaga publik masa dia terasing dari urusan-urusan percakapan publik, kan itu ajaib,” lanjutnya.
Ia berpendapat bahwa setiap tokoh publik harus dapat menghadapi diskusi atau debat di ruang terbuka, baik dengan wartawan maupun dengan kandidat saing. “Sebetulnya istilah Debatofobia itu bertentangan dalam secara istilah itu nggak mungkin seorang pejabat publik nggak bisa masuk dalam situasi debat.
Seorang pejabat publik justru harus berdebat dengan wartawan, berdebat dengan kandidat saing,” ujarnya. Apabila seorang tokoh publik tidak dapat menghadapi publik dan cenderung untuk menghindar, hal tersebut dapat diartikan berupaya untuk mencari selamat.
“Siapapun orang yang masuk dalam wilayah publik dia harus bisa menghadapi publik tuh. Jadi menghindar itu artinya ya berupaya untuk cari selamat.
Kalau mau cari selamat, jangan masuk di urusan publik kan,” jelasnya. Sedangkan Rocky berpendapat warganet sudah merumuskan bahwa Gibran akan merasa diserang oleh media massa.
Hal ini akan membuatnya merasa tampil dihadapan publik menjadi tidak leluasa karena melewati proses ujian dari publik, berupa debat. “Itu artinya dia ingin meloloskan diri tanpa diuji kan, itu juga palsu tuh. Apalagi ini ujian dari Gen Z yang berupaya untuk menandingi pengetahuan Gibran,” kata Rocky.
“Tetapi ini kesempatan untuk saudara Gibran itu menunjukkan bahwa dia akan menyumbang suara pada Pak Prabowo. Kan suara Gen Z dimungkinkan dari Gibran.
Ya kalau Pak Prabowo nggak ada tambahan suara dari millenials, ya mestinya jangan jadikan Gibran dong sebagai wakil presiden,” jelas akademisi ini. Dosen Filsafat ini menyindir Gibran harus ikuti setiap debat dengan Capres dan Cawapres lainnya, bukan hanya menunggu debat resmi dari KPU.
Sebab dalam agenda resmi, menurutnya justru akan ada bocoran atau kisi-kisi yang membuat jalannya debat tidak adil.
Sedangkan esensinya mengikuti debat adalah spontanitas dari pertanyaan yang tidak dapat dikendalikan oleh peserta manapun. Maka, Gibran harus terlatih dari sekarang dalam situasi tersebut bila akan menjadi pemimpin yang baik.
“Tapi kemudian orang menganggap ya nggak mungkin. Karena Gibran pasti dimenangkan walaupun debatnya dia tidak hadir. Jadi orang sudah anggap ya main lama makin kita tahu bahwa Pak Jokowi lah ketua KPU,” sindirnya.
Pasangan dari Prabowo Subianto ini didapati tengah mengikuti kegiatan Deklarasi Pergerakan Perempuan Muda Nahdliyin (Perdana) yang berlangsung pada Rabu (6/12/2023) sekitar pukul 19.00 WIB di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta.
Padahal, berdasarkan sumber tvOnenews.com ketiga kandidat Cawapres itu terkonfirmasi hadir mengikuti dialog interaktif itu yang disiarkan secara langsung di tvOne pada Rabu (6/12/2023) pukul 20.00 WIB.