BANDA ACEH – Dengan mematok harga yang lebih murah, penjualan mobil China dilaporkan mengalami lonjakan hingga 25,5 persen.
Menurut laporan Asosiasi Mobil Penumpang China (CPCA) pada bulan November, tercatat penjualan mobil China telah melampaui 2,1 juta unit.
Tren kenaikan itu terus tumbuh dimulai sejak Oktober 2023, di mana angkanya telah naik 9,9 persen.
CPCA kemudian memperkirakan penjualan kendaraan mencapai 22,2 juta atau naik 3 persen pada tahun depan bahkan lebih jika jumlah ekspor ke pasar Rusia meningkat.
“Pertumbuhan bisa mencapai 5 persen, jika produsen China berhasil mengekspor banyak mobilnya ke Rusia,” ungkap laporan tersebut, seperti dimuat CNBC pada Sabtu (8/12).
Dijelaskan juga bahwa kenaikan penjualan mobil China jelang akhir tahun 2023 karena adanya paket keringanan pajak baru yang ditawarkan.
“Aturan pembebasan pajak dimulai 2024 hingga 2027 mendatang,” ungkapnya.
Selain itu para pembuat mobil juga memutar otak untuk mencari cara agar produknya tetap laku saat ekonomi tengah lesu. Misalnya BYD dan produsen lainnya melanjutkan promosi penjualan yang dimulai November lalu.
BYD sendiri kembali mencetak rekor penjualan bulan lalu, namun tidak banyak peningkatan terjadi. Rekor serupa juga dialami perusahaan baru seperti Li Auto, Xpeng, dan Leapmotor.
Sementara perusahaan EV milik Elon Musk, Tesla diketahui melakukan perang harga sejak awal tahun. Sejak akhir Oktober, Tesla melakukan lima kali penyesuaian harga ke atas.