NASIONAL
NASIONAL

Eksponen Aktivis 78: Demokrasi Hilang, Indonesia Sudah Jadi Negara Manipulatif

image_pdfimage_print

BANDA ACEH – Eksponen Aktivis 78, Indro Tjahyono menyatakan bahwa saat ini sudah tidak ada lagi demokrasi, yang ada hanya sebuah negara yang manipulatif.

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

“Jadi mekanisme kenegaraan itu semua dimanipulasi, itu lah Indonesia. Dan nyatanya masyarakat diam saja, senang, karena kagum tokoh-tokoh itu seperti tokoh wayang,” ujar Indro secara virtual dalam diskusi Para Syndicate bertajuk ‘Ilusi Pemilu dan Demokrasi: Berpolitik, Bernegara, Berkonstitusi’, Jumat (15/12/2023).

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Namun Indro menilai seharusnya para pemimpin memiliki kesadaran untuk membangun demokrasi agar bisa dinikmati seluruh rakyat.

ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

“Tapi tokoh itu kan pimpinan negara harusnya mengerti mandat rakyat. Dia melanggar mandat juga masih dipuja-puja, ini yang sakit ya,” sambungnya.

Berita Lainnya:
Prabowo Perlu Bereskan Tumpang Tindih Lembaga Ristek
ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

Selain itu, ia juga membeberkan bahwa posisi Indonesia saat ini masuk pada kategori negara yang gagal dengan peringkat 130-an.

ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

“Jadi kalau indikatornya sudah negara gagal, pasti lah ini bukan pemerintahan yang menggunakan prinsip-prinsip demokrasi, itu kata peneliti Barat ya,” jelasnya.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

Ia menyebut tidak adanya demokrasi karena hilangnya indikator tersebut di Indonesia. Sebab meski para pemimpin terus menyuarakan demokrasi, namun fakta di lapangan tidak terjadi prinsip demokrasi.

“Kalau demokrasi dilakukan, rakyat lah yang jadi raja. Anggota DPR bisa di recall, sekarang tidak bisa kan. Itu indikator bahwa tidak ada demokrasi,” tegasnya.

Berita Lainnya:
Wakil Ketua MK Saldi Isra Soroti Opsi Surat Suara Dikirim Lewat Pos untuk Pilkada

“Yang ada andai kata ada parpol itu bukan partainya rakyat, itu partainya ketum partai, karena mereka yang berkuasa mutlak dimana-mana,” lanjutnya.

Ia pun mencontohkan bagaimana seorang Kaesang Pangarep yang tanpa melewati mekanisme yang seharusnya, tiba-tiba menjadi ketum parpol.

Terpilihnya Kaesang menjadi ketua umum parpol menunjukkan jika saat ini sudah tidak ada lagi prinsip dan nilai-nilai demokrasi di era kepemimpinan Presiden Joko WIdodo (Jokowi).

“Nah perusakan tatanan demokrasi itu berjalan terus dan yang merusak adalah kebetulan presiden kita sendiri, Jokowi,” tandas Indro.


Reaksi & Komentar

Berita Lainnya