INTERNASIONALPALESTINA

Intel AS: Ternyata Ribuan Bom yang Dijatuhkan Israel Tak Miliki Sistem Panduan, Serang Target Asal-asalan

image_pdfimage_print

Israel-di-wilayah-Palestina-pada-10-desember-2023.jpg” width=”640″/>BANDA ACEH  – Lebih dari dua bulan setelah Israel memulai perangnya terhadap Hamas, rincian tentang persenjataan apa yang digunakan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di Gaza, mulai muncul.

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Laporan interlijen Amerika Serikat menyebut bahwa hampir separuh dari bahan peledak yang dijatuhkan Israel di Gaza adalah “dumb bomb” atau “bom bodoh.”

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Tiga sumber yang mengetahui penilaian baru dari Kantor Direktur Intelijen Nasional AS mengenai serangan udara Israel mengatakan kepada CNN minggu ini bahwa sekitar 40-45 persen dari 29.000 amunisi udara yang digunakan di Gaza tidak terarah.

ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

Sisanya adalah senjata berpemandu presisi.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

Artinya, Israel menggunakan lebih dari 13.000 “bom bodoh” dalam serangannya di Gaza.

ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

Bom-bom tersebut tidak memiliki sistem panduan internal atau perangkat untuk menuju tepat pada sasarannya.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

Bom seperti itu berpotensi menyebabkan kerusakan besar di luar wilayah sasaran yang dituju.

Israel menerima beberapa kritik atas dugaan penggunaan bom tak terarah selama minggu pertama serangan udaranya di Gaza.

Pada awal Oktober, militer Israel membagikan foto dan video jet tempur yang lepas landas dengan misi menjatuhkan bom.

Para ahli dengan cepat mengidentifikasi bom tersebut sebagai bom “bodoh” yang tidak terarah.

Berita Lainnya:
Kunker Presiden Prabowo ke Abu Dhabi, Momen Wartawan Istana Shalat Jumat di Masjid Jokowi

Beberapa akun informasi sumber terbuka juga mendokumentasikan penggunaan bom tersebut.

Salah satunya mengatakan bahwa Angkatan Udara Israel mungkin menggunakan persediaan amunisi tak-terarah yang lebih tua dan kurang akurat.

IDF pernah membagikan foto dan video bomnya yang dilengkapi dengan Joint Direct Attack Munitions (JDAMs) dan senjata berpemandu presisi lainnya.

Namun, beberapa senjata yang disebut presisi pun, karena ukuran bomnya yang sampai 900 kg, dapat menimbulkan kerusakan serius melebihi sasaran yang dituju.

Menyerang sasaran di Gaza dengan amunisi tak terarah, seperti yang dilakukan IDF secara ekstensif, telah menyebabkan kerusakan besar di wilayah di luar zona sasaran.

“Bom bodoh” tersebut sering kali dipengaruhi oleh cuaca, angin, sudut pandang, faktor lingkungan lainnya, serta kemampuan pilot dan pesawat.

Justin Bronk, peneliti senior untuk kekuatan udara dan teknologi militer di lembaga think tank Royal United Services Institute, sebelumnya mengatakan kepada Business Insider bahwa bom-bom ini biasanya akan digunakan di area yang lebih terbuka di mana target tersebar dan penggunaannya tidak sembarangan.

“Tetapi jika Anda menggunakannya untuk menyerang target di area yang sudah dibangun, maka hal tersebut hampir tidak pandang bulu, terutama ketika menggunakan bom tak terarah model lama.”

Janji Kosong Israel untuk Melindungi Warga Sipil

Menurut PBB, serangan udara dan darat Israel di Jalur Gaza membuat hampir 2 juta warga mengungsi.

Berita Lainnya:
Indonesia-China akan Makin Kuat di Pemerintahan Baru, Termasuk Pertukaran Antarmasyarakat

Hampir 20 ribu warga Palestina tewas dan 50 ribu lainnya terluka, menurut Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas.

Israel sering kali meremehkan kekhawatiran internasional atas dampak serangannya.

Pada hari Rabu (13/12/2023), lalu, juru bicara militer Israel mengatakan IDF tetap berkomitmen pada hukum internasional dan kode etik moral dan mencurahkan sumber daya yang besar untuk meminimalkan kerugian terhadap warga sipil.

“Perang kami melawan Hamas, bukan melawan rakyat Gaza,” kata Mayor Karen Hajioff.

Para pejabat dan ahli pun meragukan pernyataan Israel bahwa mereka berkomitmen untuk melindungi warga sipil, mengingat besarnya kehancuran yang disebabkan oleh serangan udara dan serangan darat di Gaza, mengutip Business Insider.

Presiden AS Joe Biden telah menyatakan keprihatinannya.

Pada hari Selasa, ia memperingatkan bahwa Israel memang memiliki dukungan sebagian besar negara saat ini.

Tetapi mereka mulai melepaskan dukungan tersebut karena pemboman tanpa pandang bulu yang terjadi.

Komentar Biden menjadi perubahan besar dari dukungan sebelumnya, yang tanpa syarat dan teguh, terhadap Israel.

Peran AI dalam Persenjataan Israel

Pada akhir November, media sayap kiri Israel +972 Magazine mempublikasikan hasil investigasi mengenai peran AI, yang disebut “Gospel,” dalam serangan udara di Gaza.

1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya