Debat-capres-ok.jpg” width=”640″/>BANDA ACEH – Juru Bicara (Jubir) calon presiden (capres) nomor urut 1, Anies Baswedan, Billy David Nerotumilena, membantah tudingan yang menyebutkan Anies pernah mengangkat orang dekat sekaligus tim suksesnya menjadi anggota Tim Gubernur DKI Jakarta untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP).
Tudingan itu sebelumnya disampaikan Juru Bicara (Jubir) Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo–Mahfud MD, Ruhut Sitompul.
Billy meminta Ruhut untuk membuktikan tudingan jika Anies melakukan praktik orang dalam atau Ordal semasa menjadi Gubernur DKI Jakarta.
“Jika yang diklaim Bang Ruhut tentang TGUPP, jika boleh bisa ditunjukkan datanya berapa dan siapa TGUPP yang pakai mekanisme Ordal,” ujarnya.
Dia menjelaskan TGUPP direkrut melalui mekanisme seleksi yang ketat dengan asas meritokrasi.
“Bisa dicek juga apakah ada yang harus bayar untuk jadi TGUPP?” tanya Billy.
Billy menyebut jumlah orang yang masuk dalam TGUPP banyak karena bidang kerjanya memerlukan banyak orang untuk bekerja sama.
Selain itu, dia menuturkan orang-orang yang masuk dalam TGUPP memiliki latar belakang keilmuan, pengalaman kerja, dan kesesuaian bidang yang akan dikerjakan.
“Tentang orang dekat yang pernah bekerja bersama-sama selama kriteria di atas dipenuhi dan sudah pernah teruji bekerja sama dalam tim tentu akan akan jadi prioritas,” ucap Billy.
Sebelumnya, Ruhut mengkritisi pernyataan Anies mengenai fenomena Ordal dalam debat capres yang digelar di KPU pada Selasa (12/12/2023).
Ruhut menganggap Anies hanya pintar menunjuk hidung orang, sementara dia sendiri melakukan hal yang sama.
“Anies ini hanya pintar menunjuk hidung orang lain. Tapi dia tidak belajar menunjuk hidungnya,” kata Ruhut di Media Center TPN, Jalan Cemara, Menteng, Jakarta, Kamis (14/12/2023).
Dia mencotohkan ketika Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) Gubernur DKI Jakarta masa Anies.
“Lupa waktu jadi gubernur dengan apa, TGUPP. Lupa dia? Ordalnya dia itu, tim sukses dia semua itu di sana. Berapa banyak APBD untuk membayar gajinya,” ujar Ruhut.
Ordal Versi Anies
Anies Baswedan dalam debat capres lalu menyinggung tentang fenomena “orang dalam” atau “ordal”.
Menurut Anies, fenomena ordal ini menyebalkan karena membuat meritokratik tidak berjalan dan etika luntur.
“Di seluruh Indonesia kita menghadapi fenomena ordal. Mau masuk kesebelasan ada ordalnya, mau masuk jadi guru ordal, mau daftar sekolah ada ordal, mau dapat tiket untuk konser, ada ordal. Ada ordal dimana-mana, yang membuat meritokratik tidak berjalan, yang membuat etika luntur,” kata Anies saat menanggapi pernyataan Prabowo dalam debat capres.
Fenomena ordal ini disampaikan Anies ketika merespon jawaban calon presiden 02 Prabowo Subianto tentang putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang membolehkan umur calon presiden dan calon wakil di bawah usia 40 tahun.