Pandji Pragiwaksono Malas Pilih Ganjar Jadi Presiden, Singgung Kelakuan Megawati

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

BANDA ACEH –  Pandji, salah satu komedian terkemuka di Tanah Air, membuat heboh dunia maya dengan pernyataan blak-blakannya yang mengejutkan.Dalam kanal Youtube nya, Pandji menyatakan bahwa ia malas mendukung Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, sebagai calon presiden.

“Mau lo? Mau lo Pak Ganjar jadi presiden, terus Bu Megawati sama lagi kelakuannya? ‘Pak Ganjar itu kalau enggak ada PDIP uh kasihan deh’,” kata Pandji Pragiwaksono di kanalnya.

“Mau kayak gitu? Arogansi pimpinan partai kayak gitu mau? Mau punya punya presiden Pak Ganjar, terus nanti Bu Mega sama lagi kelakuannya?” lanjut sang penulis.

Pernyataan ini langsung mencuri perhatian publik, terutama netizen yang aktif berbagi pendapat, membuat tagar terkait pernyataan kontroversial ini menjadi trending di media sosial.

Dalam video, Pandji Pragiwaksono juga mengungkit soal Megawati menuntut Presiden Jokowi memberikan kursi menteri terbanyak ke PDIP pada tahun 2019 silam.

“Kalau nanti Pak Jokowi, musti ada menterinya, musti banyak, orang kita pemenang dua kali. Iya dong. Jangan nanti, ‘Ibu Mega, saya kira, karena PDIP sudah banyak kemenangan, sudah ada di DPR, nanti saya kasih cuma empat ya.’ Eh, moh, tidak mau, tidak mau, tidak mau,” kata Megawati ketika itu yang ditiru Pandji dengan mimik ngeledeknya.

“Ini di dalam kongres partai, Bapak Presiden, saya meminta dengan hormat bahwa PDI Perjuangan akan masuk ke dalam kabinet dengan jumlah menteri yang harus terbanyak,” tambahnya.

Pernyataan dari komedian tersebut belum ada tanggapan resmi dari pihak Ganjar Pranowo terkait pandangan Pandji ini. Namun, pernyataan komedian ini membuka ruang diskusi lebih lanjut mengenai dukungan publik terhadap para calon presiden yang potensial dalam Pilpres mendatang.

Dengan blak-blakannya ini, Pandji turut menyumbang warna dalam dinamika Politik tanah air dan menciptakan keriuhan di kalangan masyarakat yang sejauh ini belum terlibat secara aktif dalam arena politik.***

Exit mobile version