Prabowo Subianto Sebut Budaya Indonesia Suka Tipu-tipu Anggaran Pembangunan

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto yang juga saat sebagai calon presiden nomor urut 2 saat menghadiri acara Seminar Nasional Strategi Perlindungan Kawasan Pulau Jawa Melalui Pembangunan Tanggul Pantai dan Tanggul Laut (Giant Sea Wall) di Kempinski, Jakarta Pusat, Rabu (10/1/2024). FOTO/Net. Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

image_pdfimage_print

BANDA ACEH – Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menyebutkan budaya Indonesia itu suka menipu anggaran pembangunan.

ADVERTISEMENTS
ad39

Hal ini dia sampaikan terkait pembangunan rumah terapung di pesisir pantai utara Jawa. Hal ini Prabowo sampai dalam acara Seminar Nasional Strategi Perlindungan Kawasan Pulau Jawa Melalui Pembangunan Tanggul Pantai dan Tanggul Laut (Giant Sea Wall) di Kempinski, Jakarta Pusat, Rabu (10/1/2024).

ADVERTISEMENTS

“Budaya Indonesia ini suka mark up, mark up (menaikkan anggaran), jadi sekalian saja saya spelling yang sah. Jadi dia enggak usah tipu-tipu, ya kan, lebih baik kita terbuka,” ungkap dia.

ADVERTISEMENTS

Pernyataan budaya tipu-tipu anggaran ini bermula saat Prabowo mengatakan pihak Universitas Pertahanan (Unhan) yang dia beri tugas membangun rumah panggung dan rumah terapung di pesisir pantai utara Jawa dalam mengantisipasi kenaikan permukaan air laut.

ADVERTISEMENTS

Di samping pembangunan Giant Sea Wall atau tanggul laut raksasa, Prabowo meminta Unhan yang berada di bawah kewenangan Menteri Pertahanan untuk bangun rumah terapung dengan fasilitas yang lengkap.

ADVERTISEMENTS

Pihak Universitas Pertahanan pun mematok harga untuk prototipe rumah terapung sebesar Rp130 juta, kemudian menghindari budaya mark up anggaran, Prabowo pun meningkatkan anggarannya.

ADVERTISEMENTS

“Saya beri anggaran. Saya sedikit spelling perencanaan mereka bagus sebesar Rp130 juta. Saya beri anggaran lebih, yaitu Rp150 juta,” jelasnya.

“Kita sudah lama jadi orang Indonesia walaupun di sini ada orang asing. Budaya Indonesia ini suka mark up (anggaran),” imbuhnya.

Maka dengan anggaran sebesar Rp150 juta, Prabowo mengatakan dalam satu tahun rakyat hanya perlu mengeluarkan biaya sebesar Rp15 juta untuk hidup layak.

“Dengan demikian, Rp150 juta hitungan saya bisa mereka pakai selama 10-15 tahun. Kalau 10 tahun berarti 15 juta setahun untuk satu keluarga hidup dengan bersih dan sehat, anak-anak tumbuh dengan baik sembari gagasan besar ini dijalankan,” jelasnya.

Akan tetapi, apabila pembangunan Giant Sea Wall telah rampung, maka warga yang tinggal di rumah panggung maupun rumah terapung akan dipindahkan.

Sebagai informasi, prototipe rumah terapung ini sudah difasilitasi dengan solar panel, tenaga surya, septic tank sehingga dapat hidup dengan sanitasi bersih yang didukung bioteknologi modern

Exit mobile version