Kisah Denny JA di Pilpres 2009, Terbukti SBY-Boediono Menang Satu Putaran

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

BANDA ACEH – Ramainya pemberitaan mengenai prediksi Pilpres 2024 satu putaran turut menghasilkan berbagai analisis.

Pendiri Lembaga Survei Indonesia (LSI), Denny JA menyoroti kemungkinan tersebut. Dia pun membeberkan analisisnya terhadap peluang Pilpres 2024 satu putaran yang akan mengulangi kisah kemenangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Boediono pada Pilpres 2019.

“Mungkinkah Prabowo-Gibran mencapai posisi itu, untuk menang satu putaran saja? Yang pertama kita ingat adalah catatan sejarah mengenai pemilu presiden di tahun 2009,” ucap Denny JA dalam keterangannya, Rabu (17/1).

Berdasarkan survei terakhir LSI Denny JA, yang datanya diambil kurun waktu tanggal 3 sampai 11 Januari 2024, dukungan kepada Prabowo dan Gibran menaik lagi di angka 46,6 persen.

“Ini berarti, pasangan tersebut hanya butuh 4 persen lagi tambahan dukungan untuk menembus the magic number 50 persen. Ini angka untuk menang satu putaran saja. Berbagai lembaga survei yang kredibel lainnya juga menunjukkan elektabilitas yang mirip.

Sementara aturan konstitusi menyatakan Pilpres akan selesai hanya satu putaran saja, menurut  undang-undang Dasar 45 Pasal 6A ayat 3,  hanya jika salah satu pasangan menang lebih dari 50 persen.

Sambung dia, ditambah lagi, dukungannya minimal  lebih dari 20 persen, yang tersebar di lebih separuh provinsi.  Karena sekarang ini ada 38 provinsi, harus ada di di 20 provinsi yang dukungan pada satu pasangan di atas 20 persen pula.

Di tahun 2009 juga bertarung tiga pasang capres dan cawapres. Ada Megawati dan Prabowo, pasangan SBY dan Boediono, kemudian juga Jusuf Kalla dan Wiranto.

“Saat itu SBY-Boediono, yang juga nomor urut dua,  menang satu putaran saja. Saya tahu persis lekak-lekuk soal ini karena saya sendiri yang memimpin kampanye Gerakan Sosial Pilpres Satu Putaran Saja. Jejak digitalnya bisa ditelusuri,” bebernya.

“Saat itu saya kobarkan kampanye gerakan itu, membuat iklan di TV, di radio, di koran. Saya mainkan pula aneka diskusi mengapa kita perlu pilpres selesai satu putaran saja,” jelas dia.

Dia pun diserang dan dihujat habis-habisan oleh publik. Denny JA mengungkapkan mulai dari warung kopi hingga di televisi, banyak yang mencibirnya.

“Saat itu orang banyak tak percaya Pilpres bisa berlangsung dan selesai satu putaran saja. Kemudian terjadilah. Memang Pilpres 2009 selesai satu putaran saja  untuk kemenangan SBY-Boediono,” ungkap dia.

“Saya pun diberi penghargaan oleh PWI Jakarta sebagai “Newsmaker of the Election 2009”. Itu karena gerakan satu putaran saja yang saya pimpin dianggap menjadi pusat  berita,” kenangnya.

 

Dia menambahkan isu itu menyedot banyak sekali perhatian. Sekaligus isu satu putaran saja menghilangkan dan menenggelamkan banyak sekali berita penting lainnya.

 

“Mengapa saya berani kampanyekan SBY menang satu putaran saja di Pilpres 2009? Itu karena saya memegang data survei saya sendiri, LSI Denny JA,” tegas dia.

 

Menurut datanya, menunjukkan secara konsisten, SBY dan Boediono pada  sebulan sebelum hari pemungutan suara, elektabilitasnya konsisten di atas 50 persen.

 

“Aman bagi saya membuat prediksi, yang digembar-gemborkan, SBY-Boediono akan menang satu putaran saja,” pungkas dia

Exit mobile version