Hengkangnya Maruarar Sirait dari PDIP Dinilai Setali Tiga Uang dengan Budiman Sudjatmiko

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

BANDA ACEH  – Mundurnya Maruarar Sirait sebagai politiku PDI Perjuangan dinilai tidak berpengaruh besar terhadap suara pemilih PDIP dan calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo. Sama seperti Budiman Sudjatmiko, nama Maruarar Sirait dinilai hanya besar di Jakarta.

 

“Ara tidak banyak pengaruhi suara PDIP maupun Ganjar, hal ini terlihat dari kekuatan massa Ara saat di Pemilu 2019, ia sama sebagaimana Budiman Sudjatmiko, hanya besar nama di ibu kota, tetapi minim kontribusi pada partai di tingkat pemilih bawah,” kata Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah kepada JawaPos.com, Kamis (18/1).

 

Menurut Dedi, relasi Maruarar Sirait tak berbeda jauh dengan Budiman Sudjatmiko, karena gagal menjaga stabilitas karier Politik. Keduanya tak berhasil melenggang ke parlemen pada Pemilu 2019.

 

 

“Relasi Ara dengan PDIP pun mirip sebagaimana Budiman, yakni kecewa karena gagal menjaga stabilitas karier politik, kepindahan ini bisa saja sekadar mencari jalur karir kekuasaan di luar PDIP, dan memang mereka bisa saja melihat prospek yang lebih baik, jika keluar dari PDIP,” ucap Dedi.

 

Menurutnya, faktor pendorong pria yang karib disapa Ara itu hengkang tidak jauh berbeda dari Budiman, yakni soal akses kekuasaan yang tidak didapatnya. Bahkan, Ara dinilai kecewa lantaran PDIP tidak memberinya peluang memindahkan dapil yang sama sekali tidak dikuasainya.

 

“Ini membuatnya merasa terbuang,” cetus Dedi.

 

 

Maruarar Sirait sebelumnya menyatakan mundur dari PDIP. Hal itu disampaikan Maruarar usai mengunjungi kantor DPP PDIP di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Senin (15/1).

 

“Saya mohon maaf, saya mengajarkan kalian untuk loyal tetap bersama PDIP Perjuangan, tetapi izinkanlah dengan keterbatasan saya pamit,” ucap Maruarar.

 

Maruarar menyatakan, keputusan itu diambil setelah dirinya berdiskusi dengan orang terdekat dan pihak keluarganya. 

 

“Saya memutuskan untuk pamit dari PDI Perjuangan hari ini dan saya doakan PDI Perjuangan tetap menjadi partai yang besar, memperjuangkan Pancasila, memperjuangkan kebenaran, memperjuangkan keadilan,” ujar Maruarar.

 

 

Terkait pilihan politiknya saat ini, Marurar menyatakan dirinya akan mengikuti Presiden Joko WIdodo (Jokowi). Ia menyebut, Jokowi sangat didukung oleh rakyat.

 

“Saya memilih untuk mengikuti langkah Pak Jokowi, karena saya percaya Pak Jokowi adalah pemimpin yang sangat didukung oleh rakyat Indonesia kepercayaan publiknya, proof ratingnya 75-80 persen, beliau sudah memperjuangkan banyak hal,” tegas Maruarar

 

Ia beralasan, Jokowi telah banyak berhasil dalam membangun bangsa Indonesia. Serta dinilai sangat mementingkan rakyat.

 

 

“Bagaimana tegas menghadapi radikalisme, bagaimana membuat mayoritas saham Indonesia di Freeport dan bagaimana juga membantu rakyat kecil dan juga memindahkan ibu kota adanya pemerataan,” papar Ara.

 

“Jadi, saya memilih bersama dengan bapak Jokowi dalam pilihan politik saya berikutnya ke depan. Mohon doa restunya,” imbuhnya

Exit mobile version