Debat-cawapres_375_211.webp” width=”640″/>BANDA ACEH – Cawapres nomor urut 02 Gibran Rakabuming Raka sebut Mahfud MD marah gara-gara tidak bisa menjawab pertanyaan sulit darinya saat debat.
Perdebatan panas antara Gibran dan Mahfud MD terjadi dalam debat cawapres di Jakarta Convention Center, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Minggu (21/1/2024).
Awalnya Mahfud MD bertanya kepada Gibran soal impor komoditas pangan dalam debat cawapres 2024 yang diawali sindiran soal pertanyaan receh.
“Saya sangat menghormati Anda sebagai calon wakil presiden oleh karena itu saya tidak akan memberikan pertanyaan-pertanyaan receh dan menjebak,” kata Mahfud MD saat debat.
rekaman menyeramkan Setelah memberikan pernyataan sindiran untuk Gibran, Mahfud MD lanjut memberikan pertanyaan terkait impor komoditas pangan.
“Pada 2019 Jokowi penyampaikan tidak akan mengimpor komoditas-komoditas pangan jika terpilih jadi presiden. Ternyata kata Pak Prabowo 4 tahun memimpin Pak Jokowi masih mengimpor. Dan itu merugikan banyak petani,” tambah Mahfud.
“Nanti dicek itu pertanyaan Pak Prabowo kepada Pak Jokowi saat itu. Pak Jokowi bilang tak akan impor, tapi sampai sekarang kita masih mengimpor banyak. Malah makin banyak mafianya impor mengimpor bahan pangan.
Apa usulannya untuk menyelesaikan masalah 5 tahun lalu?” kata Mahfud MD. Menanggapi hal itu Gibran menebut Mahfud MD marah gara-gara pertanyaan sulit kepadanya.
“Sepertinya Prof Mahfud agak ngambek ya! soalnya saya sudah dua kali meberikan pertanyaan yang sulit. Selalu dikomenin pertanyaan receh. Kalau receh ya dijawab loh pak, segampang itu,” kata Gibran menjawab sindiran Mahfud.
Menjawab soal impor pangan Gibran menyebut pada 2019-2022 Indonesia sudah swasembada beras. Namun pada 2023 ada impor karena ada faktor El Nino yang terjadi juga di sebagian besar belahan dunia.
“Kuncinya sekarang adalah bagaimana kita bisa bekerjasama melakukan ekstensifikasi, intensifikasi lahan di tingkat desa sampai tingkat nasional secara efektif,” katanya. Menurut Gibran ketersediaan pupuk adalah salah satu kunci.
Harus ada mekanisasi agar produktivitas pupuk meningkat. “Kita harus mengajak anak-anak muda seperti di Jabar ada program Petani Milenial, kita harus mengedepankan smart farming,” katanya.
Gibran menyebut program food estate lahan pertanian merupakan program jangka panjang. Sehingga tidak bisa dihakimi sekali panen, dua kali panen, tiga kali panen.
“Panen kedua, ketiga itu pasti tidak pernah 100 persen. Ini yang petani pasti paham, baru nanti panen ke enam, ke tujuh, ke delapan baru akan kelihatan hasilnya,” pungkas Gibran