GMNI: Istana Harus Refleksi, Bukan Menuduh Civitas Akademika
NASIONAL
NASIONAL

GMNI: Istana Harus Refleksi, Bukan Menuduh Civitas Akademika

ADVERTISMENTS
Iklan Ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1446 H dari Bank Aceh Syariah
image_pdfimage_print

BANDA ACEH -Di tengah derasnya kritik sejumlah civitas akademika terhadap Presiden Joko WIdodo (Jokowi), Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana menyebut ada upaya yang sengaja mengorkestrasi narasi Politik tertentu untuk kepentingan elektoral.

ADVERTISMENTS

Menurut Ketua Umum DPP Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Arjuna Putra Aldino, tidak selayaknya pihak Istana menuduh sikap para gurubesar dan civitas akademika sebagai bagian dari orkestrasi elektoral. 

Justru Istana mesti refleksi diri karena apa yang disampaikan oleh para civitas akademika berangkat dari keresahan yang nyata atas maraknya penyimpangan dan tindakan intimidasi yang bisa merusak demokrasi.

ADVERTISMENTS
ADVERTISMENTS
Berita Lainnya:
Pelajar Tewas Tertembak saat Tawuran di Belawan, Kapolres: Tangkap Pelaku dalam Kondisi Apapun!

“Saya kira para civitas akademika ini kelasnya bukan seperti buzzer dan influencer, mereka bicara atas dasar nurani dan panggilan moralnya sebagai pendidik. Seharusnya dijadikan pelajaran untuk refleksi dan koreksi, bukan menuduh yang tidak-tidak,” tegas Arjuna, melalui keterangannya kepada redaksi, Minggu (4/2).

Arjuna menilai apa yang dilakukan oleh para civitas akademika merupakan bagian dari gerakan moral. Kita tidak perlu latah elektoral walaupun di masa pemilu. Tidak bisa semua peristiwa dimaknai dalam kerangka elektoral. Dan apa yang dilakukan para civitas akademika adalah bagian dari kontrol sosial ketika pemerintah dianggap sudah menyimpang.

ADVERTISMENTS
ADVERTISMENTS
Berita Lainnya:
BEM FH USK: Dana Otsus Aceh Diambang Karam!

“Jangan sedikit-sedikit dipandang dalam kerangka elektoral. Kalau kita lihat, sikap civitas akademika adalah gerakan moral, bagian dari kontrol sosial. Sebagai upaya mengembalikan jalannya pemerintahan ke rel yang benar dan beradab,” tuturnya.

Arjuna pun menilai, justru istana yang seringkali cawe-cawe dan mengorkestrasi kepentingan elektoral. Terlihat dari Presiden Jokowi yang hanya kerap memamerkan tontonan berdua dengan Prabowo Subianto yang notabene adalah salah satu capres. Bahkan sejumlah pejabat melakukan politisasi bansos hingga perlakuan tidak adil lainnya terhadap partai-partai yang tidak mendukung anak presiden. Di sini Istana melakukan penyalahgunaan wewenang untuk kampanye terselubung.

1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

ADVERTISMENTS