Mengapa Debat Capres Semalam Tanpa Saling Serang dan Menyakiti? Pengamat: Bak Debat Paduan Suara

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

BANDA ACEH – Mengapa Debat kelima Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 yang diselenggarakan Minggu (4/2/2024) kemarin, berjalan tanpa saling serang dan menyakiti? Berikut komentar dari Pengamat Politik.Berbeda dengan debat-debat sebelumnya, debat Calon Presiden kelima semalam dinilai adem dan harmonis.

Lantas, benarkah ketiga Capres mencari aman jelang Pemilu yang akan digelar pada hari Rabu tanggal 14 Februari mendatang?

Debat kelima itu juga mendapat sorotan dari pengamatan Guru Besar Komunikasi Politik Universitas Nasional (UNAS) Prof Lely Arrianie.

Lely mengatakan debat pamungkas malam ini tampak semua capres bermain aman.

Tidak ada yang terpancing untuk saling menyerang dalam setiap sesi debat.

Padahal sejak penyampaian visi-misi, capres nomor urut 01 Anies Baswedan sempat menyoroti soal bantuan sosial (bansos).

“Semuanya tidak ada terpancing. Padahal kalau itu terpancing ya bisa memunculkan lebih banyak gimmick bisa muncul,” tutur dia dalam talkshow Tribun Network, Minggu (4/2/2024).

Menurut Prof Lely, baik dalam sesi visi misi maupun menjawab pertanyaan panelis, semua capres tampak kalem dalam mengikuti debat malam ini.

Sementara banyak hal yang bisa dielaborasi oleh para capres. Seperti program makan siang gratis maupun dana abadi kebudayaan.

“Bagaimana pola pembagian makan siang gratis itu menjadi masalah. Itu juga perlu dielaborasi sebenarnya. Semua pertanyaan itu bersifat normatif, padahal tema ini harus subtantif. Intinya tema ini adalah kesejateraan,” kata dia.

Ditambahkan pengajar fakultas hukum di Universitas Indonesia Titi Anggraini para capres tampak ingin menampilkan sisi terbaik mereka pada malam ini.

“Seperti bukan debat, seperti paduan suara apakah saling menahan untuk menampilkan sisi terbaik mereka,” ungkap Titi.

Adapun tema kelima ini adalah Kesejahteraan Sosial, Kebudayaan, Pendidikan, Teknologi Informasi, Kesehatan, Ketenagakerjaan, Sumber Daya Manusia dan Inklusi.

Exit mobile version