Buat Nyali Ciut, Terungkap Soeharto Pernah Pelototin Santri Wanita Ini, Berikut Penyebabnya

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

image_pdfimage_print

BANDA ACEH –  Presiden kedua Indonesia Soeharto memang dikenal sebagai presiden yang sangat ditakuti dan disegani oleh banyak orang. Apalagi, sosoknya yang memimpin Indonesia selama 32 tahun itu disebut-sebut sebagai sosok yang otoriter.Salah satu momen Presiden Indonesia Soeharto yang jarang diketahui ketika dirinya pernah mempelototin salah seorang santri wanita. Lantas apa masalahnya? Berikut ulasannya.

ADVERTISEMENTS
ad40

Momen tersebut terjadi ketika pada hari pertama pas Gestapu (Gerakan 30 September 1965) seusai doa, seorang santri wanita menyarankan agar demonstrasi dukungan kepada ABRI.

ADVERTISEMENTS

“Mendengar hal itu, Soeharto memperlihatkan sikap tidak suka. Matanya mendelik sebagai ekspresi alergi kepada Islam kata Pengamat Politik Prof Salim Said dalam bukunya ‘Dari Gestapu ke Reformasi Serangkaian Kesaksian,” bunyi narator video akun Youtube Pojok History dikutip Hops.ID pada Senin 5 Februari 2024.

ADVERTISEMENTS

Di lain waktu, ketika Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU) Subchan ZE, dalam sebuah rapat di markas Kostrad berucap “Insya Allah, Soeharto pun memprotesnya.

“Mengapa harus pakai Insya Allah?” ujar Soeharto dengan nada kesal.

Belakangan Subchan yang berasal dari kalangan santri di Kudus, Jawa Tengah, ini berkesimpulan, bahwa Soeharto “Wah Soeharto ini memang abangan tulen,” ujarnya seperti ditulis Salim.

Sosok Soeharto sendiri dikenal sebagai orang yang disegani. Dia pernah terekam mendiamkan ribuan orang yang berisik hanya dengan satu kata saja.

Momen langka ini terekam dalam sebuah video yang dibagikan di media sosial TikTok @bangsaonline dengan judul “The Power of Pak Harto” Begini cara beliau mendiamkan ribuan orang dengan satu kata.

Saat itu, Soeharto sedang berbicara di hadapan ribuan orang. Soeharto saat itu tampil dengan menggunakan batik warna putih, kemudian meminta para hadirin untuk berdiri.

Namun, seketika suara gaduh timbul ketika ribuan orang serentak berdiri dari bangkunya. Lalu, Soeharto pun berpesan kepada mereka untuk tenang dengan cara yang unik.

“Kalau sudah berdiri, agar supaya boleh bicara tapi bibirnya tidak boleh dibuka,” kata Soeharto, namun justru disambut tawa ribuan orang tadi.

Tetapi, ketika Soeharto mengatakan “silahkan”, kebisingan di ruangan tersebut pun langsung hilang.

“Ternyata kedengarannya sangat sunyi,” kata Soeharto.

“Ternyata kedengarannya sangat sunyi,” kata Soeharto usai melihat ribuan orang tadi terdiam.***

Exit mobile version