ASIAINTERNASIONAL

China Naikan Anggaran Perang Rp3.600 Triliun, Siap Perang Lawan Taiwan?

image_pdfimage_print

BANDA ACEH – Pemerintah China menaikkan belanja pertahanan sebesar 7,2% menjadi hingga 1,67 yuan sekitar Rp3,656 triliun pada tahun 2024 ini.Diketahui, hal tersebut terjadi saat China masih terus mencoba untuk mengklaim Taiwan sebagai bagian integral dari wilayah kedaulatnnya.

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Peningkatan tersebut lantas menjadikan China sebagai nomor urut dua setelah Amerika Serikat di dunia dalam hal anggaran militer.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Meski begitu, beberapa perkiraan tidak resmi menujukkan skala pengeluaran negara tersebut mungkin lebih besar daripada yang mereka klaim secara resmi.

ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

Ekspansi anggaran militer China pada tahun ini meningkat 7,2% dibanding tahun lalu dan 7,1% dibandingkan tahun 2022.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

Peningkatan ini juga terjadi saat negara yang dipimpin Xi Jinping itu mengatakan akan terus melawan plot kemerdekaan Taiwan yang disebut sebagai keniscayaan sejarah.

Berita Lainnya:
Sidang Praperadilan Tom Lembong Digelar Besok, Hakim Dinilai Bisa Gali Ada atau Tidak Nuansa Politik Penetapan Tersangka
ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

“Kami berjanji untuk dengan tegas menentang kegiatan separatis yang bertujuan untuk kemerdekaan Taiwan dan campur tangan eksternal,” ujar laporan pemerintahan, dikutip Jumat (8/3/2024).

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

Tidak hanya dengan Taiwan, China juga bersitegang dengan Filipina di Laut China Selatan (LCS). 

Pada Selasa pekan ini, Filipina menuduh penjaga pantai China melakukan manuver berbahaya yang menyebabkan tabrakan antara kapal Beijing dan salah satu kapalnya dalam perjalanan ke Second Thomas Shoal di peraira tersebut.

Hal itu lantas bukan menjadi pertama kalinya bagi kapal China yang bentrok dengan kapal Filipina.

Sebelumnya, beberapa insiden yang melibatkan kedunya sering terjadi di wilayah Kepulauan Spratly.

Berita Lainnya:
Negara Teroris Israel Serang Iran, Suara Ledakan Terdengar di Dekat Teheran

China sendiri bersikukuh atas klaim 90% dari lautan itu dalam apa yang disebutnya sebagai sembilan garis putus-putus yang mencakup area seluas sekitar 3,5 juta kilometer persegi.

Bahkan, China juga dilaporkan telah membangun kota seluas 800 ribu mil persegi di Kepualuan Paracel bernama Shansa.

Pengadilan Arbitrase di Den Haag pada 2016 memutuskan bahwa klaim China atas sebagai besar Lcs tidak memiliki dasar hukum internasional yang keputusannya ditolak negara tersebut.

China lantas tersinggung dengan latihan dan patroli gabungan yang dilakukan AS dan kekuatan angkatan Barat lainnya dengan berbagai negara Asia di perairan internasional yang diklaim negara itu sebagai miliknya.


Reaksi & Komentar

Berita Lainnya