NASIONAL
NASIONAL

Beri Contoh Aksi 212, Said Aqil Siradj Jelaskan Buruknya Politik Identitas: Haram Hukumnya!

image_pdfimage_print

BANDA ACEH  – Mantan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj menegaskan bahwa praktik Politik identitas dengan menggunakan agama merupakan hal yang haram dalam Al-Quran. “Sangat berbahaya agama menjadi alat politik. 

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Sama sekali tidak benar dan itu haram hukumnya dalam Al-Quran,” kata Said saat menjadi pembicara dalam acara talk show Semangat Pluralisme untuk Merawat Bhinneka Tunggal Ika di Jakarta, Sabtu. 

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Menurut dia, politik identitas hanya akan memecah belah bangsa dan menimbulkan konflik besar di tengah masyarakat. 

Berita Lainnya:
BPK Temukan Rentetan Masalah Izin Tambang Minerba Era Bahlil
ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

Praktik politik identitas juga akan membahayakan pihak minoritas karena akan dengan mudah menjadi target tindakan intimidasi dari pihak mayoritas.   Said Aqil mencontohkan fenomena 212 yang dianggapnya lahir karena adanya praktik politik identitas. 

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

Untuk itu, dia secara tegas menolak kegiatan 212 karena tidak sesuai dengan prinsip agama Islam. “Saya satu-satunya yang terang-terangan menolak 212. 

ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

Mereka mengatakan kebangkitan Islam? Itu bukan (kebangkitan Islam) karena tidurnya di masjid, shalatnya di Monas. 

Berita Lainnya:
Ahmad Dhani Kecewa Anggaran Kementerian Kebudayaan Tak sampai Puluhan Triliun
ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

Kalau kebangkitan Islam ya tidur di jalan, shalat di masjid,” katanya. Usai mengisi acara talk show tersebut, Said Aqil kembali menjelaskan bahaya politik identitas kepada wartawan. 

Saat ditanya mengenai adanya praktik politik identitas pada Pemilihan Umum 2024, dia mengaku hal itu masih ada. “Masih ada, masih ada (politik identitas), mudah mudahan lama-lama hilang,” kata Said


Reaksi & Komentar

Berita Lainnya