Guru Besar UGM: Sebetulnya Kita yang Salah, Terlalu Melambungkan Jokowi

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Guru Besar Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Koentjoro (kiri), Presiden Joko Widodo (Jokowi) (kanan). Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

image_pdfimage_print

BANDA ACEHGuru Besar Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Koentjoro mengatakan, semua pihak bersalah karena terlalu melambungkan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

ADVERTISEMENTS
ad39

“Sebetulnya kita yang salah, karena kita terlalu melambungkan Jokowi pada tempat yang tinggi,” kata Koentjoro dalam sebuah diskusi daring, Sabtu (16/3/2024).

ADVERTISEMENTS

Koentjoro mengatakan, awalnya Jokowi memang mendapatkan banyak pujian karena betul-betul menjalankan tugasnya sebagai presiden.

ADVERTISEMENTS

Namun, dia menuturkan, para pendukung tidak bisa membedakan bahwa Jokowi mempunyai banyak peran.

ADVERTISEMENTS

“Orang masih melihat Pak Jokowi ini dalam satu posisi, apa? Presiden yang baik,” ujar Koentjoro.

ADVERTISEMENTS

Padahal, kata dia, Jokowi tak lagi berperan sebagai presiden ketika meloloskan putranya, Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres melalui putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang dipimpin iparnya, Anwar Usman.

ADVERTISEMENTS

“Padahal mulai kasus paman (Anwar Usman) bergerak, dia sudah mulai perannya bukan sebagai presiden, tapi bagaimana memenangkan anak emasnya (Gibran),” ucap Koentjoro.

Menurut Koentjoro, peran Jokowi sebagai presiden dan seorang bapak yang tidak bisa dibedakan pendukung.

“Dia jadi Bapaknya Gibran, tapi kita masih lihat sebagai presiden,” ungkapnya.

“Makanya sekarang saya bertanya pada para pemimpin, para pejabat itu, yang mereka bela itu Jokowi sebagai presiden atau sebagai Bapaknya Gibran?” katanya.

Exit mobile version