BANDA ACEH – Selain menang telak lawan Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto rupanya menjadi presiden terpilih dengan suara terbesar di dunia.Bahkan, perolehan suara Prabowo Subianto melampaui hasil yang didapat Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Pilpres 2019 hingga Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Pilpres AS 2020.
Diketahui, berdasarkan rekapitulasi nasional yang disahkan KPU, Prabowo Subianto meraih 96.214.691 suara, tersebar di 38 provinsi dan 128 wilayah Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN).
Dalam 38 provinsi ini, Prabowo Subianto menang di 36 provinsi.
Perbandingan Suara Prabowo Vs Jokowi hingga Joe Biden
1. Presiden Jokowi (2019)
Pemilihan Umum Presiden Indonesia 2019 dimenangkan oleh pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin dengan perolehan suara 55,50 persen, diikuti oleh Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dengan perolehan suara 44,50 persen.
Pemilihan ini dilaksanakan serentak dengan pemilihan umum legislatif.
Dalam pemilu ini Jokowi mendapat 85.607.362 juta suara.
2. Joe Biden (Amerika, 2020)
Pemilihan umum presiden Amerika Serikat 2020 merupakan pemilihan presiden Amerika Serikat ke-59 yang diselenggarakan pada 3 November 2020.
Calon dari Partai Demokrat, mantan wakil presiden Joe Biden dan senator petahana dari Kalifornia Kamala Harris mengalahkan calon dari Partai Republik. presiden petahana Donald Trump dan wakil presiden Mike Pence.
Selain itu, Biden memperoleh suara rakyat terbesar dalam pemilu yang melawan petahana sejak 1932.
Pemilu ini juga mencatat rekor persentase kehadiran pemilih tertinggi sejak 1900.
Biden memperoleh lebih dari 81 juta suara, yang merupakan jumlah suara tertinggi sepanjang sejarah pemilu presiden AS.
3. Susilo Bambang Yudhoyono (Indonesia, 2009)
Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia Tahun 2009 dimenangkan pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono dalam satu putaran langsung.
Mereka memperoleh suara 60,80 persen, mengalahkan pasangan Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto dan Muhammad Jusuf Kalla-Wiranto.
SBY dalam Pilpres ini meraih 73 juta suara.
4. Recep Tayyip Erdogan (Turki, 2018)
Presiden petahana Turki, Recep Tayyip Erdogan, dinyatakan sebagai pemenang dalam pemilihan presiden Turki oleh kepala Komisi Pemilihan Umum Turki.
Sadi Guven mengatakan Erdogan “menerima mayoritas absolut dari semua suara yang sah”. Namun, Guven tidak merinci lebih lanjut.
Dari 99 persen suara yang telah dihitung, Erdogan meraih 53 persen suara, mengalahkan rival kuatnya, Muharrem Ince yang memperoleh 31% dukungan, tulis media pemerintah Turki, Anadolu.
Erdogan dalam Pilpres ini mendapat 26 juta suara.
Sementara sejumlah presiden lainnya adalah:
- Hassan Rouhani (Iran, 2017): 23 juta pemilih
- Abdel Fattah Elsisi (Mesir, 2018): 21 juta pemilih
- Emmanuel Macron (Perancis, 2017): 20 juta pemilih
Sebenarnya PM Narendra Modi bisa dikatakan memiliki jumlah pendukung lebih banyak dibanding daftar-daftar di atas.
Namun, Modi tidak dipilih langsung dalam sistem pemilihan di India.
Sebagai perbandingan jumlah pemilih di Indonesia pada 2024 ini sebanyak 204.807.222.
Sementara, pemilu India adalah pemilu terbesar di dunia dengan banyaknya jumlah pemilih yakni sebanyak 969 juta orang.
Jika ingin dibandingkan, jumlah pemilih tersebut lebih besar daripada jumlah penduduk gabungan di Uni Eropa.
Sehingga jika merujuk data pada sistem pemilu Presiden dipilih langsung, Prabowo hingga saat ini adalah presiden dengan jumlah pemilih terbesar, bahkan melampaui Jokowi di 2019 dan Joe Biden pada Pilpres AS tahun 2020.
Banjir Ucapan Selamat
Saat pasangan Prabowo-Gibran yang unggul dalam hasil perhitungan cepat, mereka sudah lebih dulu mendapatkan ucapan selamat dari pimpinan negara-negara sahabat.
Di antara yang sudah mengucapkan selamat adalah Perdana Menteri Australia Anthony Albanese; Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong; Perdana Menteri India Narendra Modi; Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim; dan Presiden Srilanka Ranil Wickremesinghe.
Ucapan selamat juga datang dari Presiden Rusia Vladimir Putin; Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak; Perdana Menteri Ceko Petr Fiala; Presiden Prancis Emmanuel Macron; serta Raja Yordania Abdullah II. (*)