Para pemimpin muslim dunia diam. Mereka tak bisa berbuat apa-apa kecuali hanya dengan retorika busuk membisingkan telinga. Tak ada solusi nyata untuk pembebasan negeri para ambiya itu.
Para pemimpin muslim tunduk tak berdaya dihadapan Amerika dan Zionis Israel, dengan alasan diplomatik atau larangan intervensi antar negara. Mereka hanya menyaksikan angka kematian yang bertambah setiap detiknya tanpa ada kekuatan untuk menghentikannya.
Miris, nasib saudara kita di Rohingya dan Palestina adalah sama. Yaitu sama. Sama-sama tertindas dan dizalimi. Harusnya muslim lainnya sadar bahwa sekat yang memisahkan antara kita dan mereka adalah paham nasionalisme yang menjadikan kita seperti tak lagi bersaudara. Padahal pesan persatuan senantiasa disematkan oleh nabiullah dan disebutkan beberapa kali di dalam Al-Qur’an. Bahwa kekuatan muslim ada pada persatuan bukan perpecahan seperti sekarang.
Oleh karena itu, harus ada perubahan. Rantai nasionalisme ini harus diputus. Dan kaum muslimin harusnya diikat dengan kesatuan yang agung yakni persatuan dalam satu kepemimpinan daulah khilafah Islamiyyah. It’s time tobe one ummah. Allahuakbar. Wallahu alam.