BANDA ACEH – Aktris Sandra Dewi kian ramai disorot usai sang suami, Harvey Moeis ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pencurian uang rakyat (korupsi) timah yang merugikan negara hingga Rp271 triliun.
Kehidupan Sandra Dewi dan Harvey Moeis yang bergelimang harta pun ramai dikuliti publik. Misalnya saja ia pernah mengungkapkan berapa diberi uang bulanan oleh Harvey.
“Saya di-challenge sama Pak HM kalau sehari saya enggak ngomel, uang jajan saya ditambahin point per hari.
Jadi dihitung dalam sebulan berapa hari saya enggak marah,” katanya dalam akun Instagram-nya, dikutip pada Jumat (5/4/2024).
Tantangan itu, kata Sandra, diberikan oleh sang suami lantaran dirinya dianggap terlalu hemat soal keuangan dan belanja.
“Suamiku yang selalu maksain istrinya belanja, karena istrinya sangat hemat,” tutur dia. Meski demikian, Sandra tak pernah mengungkapkan secara gamblang nominal uang jajan yang diterimanya dari Harvey.
Meski demikian, publik berasumsi uang jajan Sandra berjumlah fantastis. Dalam kesempatan terpisah, Sandra juga pernah menceritakan soal dirinya yang meminta uang Rp100 ribu kepada Harvey.
Namun alih-alih memberi uang sesuai nominal yang dimintanya, Harvey justru memberi Sandra uang sebesar Rp10 juta, atau 10 kali lipat. “Misalnya saya minta Rp100 ribu.
Harvey itu tipikal yang langsung nih, langsung gue kasih Rp10 juta tambah sama ini sama ini juga bawa ini yang bisa gue kasih ke lu,” ujarnya dalam podcast bersama Daniel Mananta.
Sandra Dewi mendatangi gedung Kejaksaan Agung, Kamis, untuk menjalani pemeriksaan sebagai saksi dalam kasus tindak pidana korupsi tata niaga timah wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah Tbk yang menjerat suaminya, Harvey Moeis.
Terlihat Sandra Dewi didampingi dua orang pria tiba di gedung Kejagung, Jakarta, pukul pukul 09.25 WIB. Dia datang mengenakan kemeja berwarna putih dan celana panjang hitam.
Saat mau memasuki gedung Kejaksaan Agung, Sandra Dewi sempat menyapa awak media yang sudah menunggu di depan pintu. “Doakan ya,” sapa Sandra Dewi kepada awak sambil melempar senyum seraya masuk ke dalam gedung Kejaksaan Agung.
Hingga saat ini, proses pemeriksaan terhadap Sandra Dewi masih berlangsung. Direktur Penyidik Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejaksaan Agung Kuntadi membenarkan pihaknya akan memeriksa Sandra Dewi hari ini. “Iya kami panggil sebagai saksi,” kata Kuntadi di Jakarta, Kamis.
Penyidik menetapkan suami Sandra Dewi sebagai tersangka pada Rabu (27/3). Selain disangkakan dengan perkara korupsi juga dikenakan pasal tindak pidana pencucian uang (TPPU). Pada Senin (1/4), penyidik Jampidsus melakukan penggeledahan di rumah Harvey Moeis dan Sandra Dewi.
Penyidik menyita dua unit mobil mewah, yakni satu unit mobil Rolls Royce warna hitam, dan mobil Mini Cooper S Countryman F60 warna merah dengan nomor polisi tertulis B 883 SDW.
Mobil Rolls Royce diketahui merupakan hadiah ulang tahun yang diberikan Harvey Moeis kepada Sandra Dewi yang dipublikasikan oleh mereka di sosial medianya.
Selain itu, Tim Penyidik juga menemukan sejumlah barang, namun saat ini masih dilakukan verifikasi keasliannya oleh ahli sehingga belum dapat dikenakan tindakan penyitaan.
Sebelumnya, Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung Ketut Sumedana menyampaikan penyidik sudah memeriksa 174 saksi dalam perkara ini dan menetapkan 16 orang tersangka.
Ketut menyampaikan tidak menutup kemungkinan artis Sandra Dewi turun dimintai keterangan oleh penyidik.
“Saya enggak terlalu jauh itu ya. Ada hadiah ulang tahun apa enggak, tapi sepanjang penyidik membutuhkan untuk membuat terang suatu perkara, perkara pokok yang saya bicarakan, itu semua siapapun bisa dipanggil. Termasuk tadi istrinya,” kata Ketut, Rabu (3/4).
Jampidsus telah menetapkan 16 orang sebagai tersangka, yakni SW alias AW dan MBG, keduanya selaku pengusaha tambang di Kota Pangkal Pinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Tersangka HT alias ASN selaku Direktur Utama CV VIP (perusahaan milik Tersangka TN alias AN); MRPT alias RZ selaku Direktur Utama PT Timah Tbk tahun 2016-2021; EE alias EML selaku Direktur Keuangan PT Timah Tbk tahun 2017-2018.
Selanjutnya, BY selaku Mantan Komisaris CV VIP; RI selaku Direktur Utama PT SBS; TN selaku beneficial ownership CV VIP dan PT MCN; AA selaku Manajer Operasional tambang CV VIP; RL selaku General Manager PT TIN; SP selaku Direktur Utama PT RBT; RA selaku Direktur Pengembangan Usaha PT RBT; ALW selaku Direktur Operasional tahun 2017, 2018, 2021 dan Direktur Pengembangan Usaha tahun 2019 sampai dengan 2020 PT Timah Tbk.
Kemudian, dua tersangka yang menarik perhatian publik, yakni crazy rich Pantai Indah Kapuk (PIK) Helena Lim selaku manager PT QSE dan Harvey Moeis, selaku perpanjangan tangan PT RBT. Dalam perkara ini, penyidik juga menetapkan satu tersangka terkait perintangan penyidikan berinisial TT