Minggu, 03/11/2024 - 07:07 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan 3 Pj Bupati dan Pj Walikota di Provinsi Aceh
NASIONAL
NASIONAL

Hasto: Polri Harusnya Jaga Supremasi Hukum, Bukan Keluarga Jokowi

image_pdfimage_print

BANDA ACEH – Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto membeberkan kecurangan-kecurangan dalam Pemilu 2024. Hal tersebut disampaikan Hasto dalam diskusi yang bertajuk “Membuka Kotak Pandora Sirekap Saksi Bisu Kejahatan Pilpres 2024” di Kawasan SCBD, Jakarta, Minggu (7/4).

ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

Hasto menyoroti ketidaknetralan aparat negara.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

“Lalu Kotak pandora yang ketiga adalah ketika aparatur negara yang seharusnya netral, ini tidak netral. Begitu banyak intimidasi, itu terbuka dan tidak mungkin itu tanpa suatu perintah yang tertinggi,” kata Hasto.

Berita Lainnya:
Prabowo Bakal Ubah Subsidi BBM Cs dengan BLT, Ini Langkah ESDM..
ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

Hasto menegaskan, partai berlambang banteng itu sangat bangga dengan TNI dan Polri. Namun TNI dan Polri yang menjaga supremasi hukum.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

“Kami meluruskan bahwa PDI perjuangan ini loyal bagi bangsa dan negara, kami cinta merah putih, kami cinta TNI dan Polri, tetapi TNI yang dipakai untuk membela kedaulatan negara kita, menjaga kekuatan perdamaian dunia, dan Polri yang menjaga supremasi hukum, bukan supremasi keluarga Pak Jokowi,” ucapnya.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Santri Nasional 2024 dari BPPA
Berita Lainnya:
Prabowo dan Surya Paloh Bertemu di Kemenhan, Ini Penjelasan Nasdem

Hasto menjelaskan, jika hal tersebut dibiarkan akan terjadi krisis. Sehingga, hukum rimba yang akan berjalan.

“Saat ini kalau kami melakukan pengecekan dari berita-berita begitu banyak kepala daerah yang baik, yang mikir-mikir ulang, bahkan ada yang tidak mau untuk maju menjadi kepala daerah karena apa? Karena mereka tahu bahwa abuse of power Presiden Jokowi ini telah menciptakan harga Politik yang mahal untuk mengarahkan kepala desa sebagai instrumen politik,” tandas dia. (*)


Reaksi & Komentar

يَسْأَلُونَكَ مَاذَا يُنفِقُونَ ۖ قُلْ مَا أَنفَقْتُم مِّنْ خَيْرٍ فَلِلْوَالِدَيْنِ وَالْأَقْرَبِينَ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَابْنِ السَّبِيلِ ۗ وَمَا تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ البقرة [215] Listen
They ask you, [O Muhammad], what they should spend. Say, "Whatever you spend of good is [to be] for parents and relatives and orphans and the needy and the traveler. And whatever you do of good - indeed, Allah is Knowing of it." Al-Baqarah ( The Cow ) [215] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi