Korban Kebakaran di Langsa Berharap Rumahnya Dapat Dibangun Kembali

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

HARIANACEH.co.id|Langsa – Duka mendalam dirasakan oleh Amimah (67), salah satu korban kebakaran yang terjadi di Komplek Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA), Blang Pase, Kecamatan Langsa Kota. Kebakaran yang menghanguskan rumahnya membuat Amimah kehilangan kata-kata saat diwawancarai oleh Orinews pada Minggu, 7 April 2024.

Amimah, yang telah menetap di komplek tersebut selama lebih dari 17 tahun, mengungkapkan kesedihannya dengan mata yang tampak kosong.

ADVERTISEMENTS

“Saya udah gak tahu bilang lagi,” ucapnya dengan suara terbata-bata. Kenangan akan suaminya yang bekerja di PJKA dan rumah yang telah lama mereka tempati kini tinggal puing.

ADVERTISEMENTS

Amimah, satu dari 43 korban kebakaran rumah di Komplek PJKA, Blang Pase, Kecamatan Langsa Kota, Kota Langsa, Minggu (7/4/2024). |FOTO: Orinews/RizkyRumah kecil berukuran 4×9 meter yang kini menjadi milik PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) itu, adalah saksi bisu kehidupan Amimah dan suaminya. Kini, hanya harapan yang tersisa bagi Amimah agar rumah tersebut dapat dibangun kembali.

ADVERTISEMENTS

Musibah yang menimpa Amimah dan tetangganya, yang berjumlah total 43 jiwa, menyisakan sedikit harta benda yang dapat diselamatkan. Amimah sendiri hanya berhasil menyelamatkan diri tanpa sempat membawa barang berharga apapun.

ADVERTISEMENTS

Peristiwa kebakaran yang terjadi tengah malam itu terjadi begitu cepat, sehingga Amimah hanya bisa menyelamatkan diri saat api mulai menjalar ke rumahnya.

ADVERTISEMENTS

“Waktu kejadian itu tengah malam saya mau tidur, ada setengah jam kemudian ada yang teriak kebakaran-kebakaran, saya langsung keluar selamatkan diri,” kenangnya.

ADVERTISEMENTS

Kini, Amimah tinggal bersama anaknya yang rumahnya tidak jauh dari lokasi kebakaran. Tradisi berkumpul saat lebaran yang biasanya ramai, kini hanya tinggal kenangan yang menyedihkan.

Dengan lebaran yang tinggal menghitung hari, Amimah berharap uluran tangan dari pemerintah untuk meringankan beban mereka.

“Kita cuma harap begitu dapat dibangun lagi (rumah),” harap Amimah dengan mata berkaca-kaca, menahan tangis. [Red]

Exit mobile version