Musim Kemarau Jadi Berkah Petani Garam Aceh Utara

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Aceh Utara Syarifuddin, didampingi Camat Kecamatan Lapang Zulfikar, beserta Plt Kepala Bidang Perikanan Tangkap Mukhlis, penyuluh perikanan, tim dinas dan koperasi Cot Meunarek memantau rumah tunnel garam di Gampong Matang Tunong, Kecamatan Lapang, Aceh Utara, Kamis (18/4/2024). FOTO/HAI/Azhari. Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

image_pdfimage_print

Aceh Utara – Fenomena musim kemarau ekstrem ternyata membawa berkah tersendiri bagi petani garam di pesisir Aceh Utara, Proses pengkristalan garam yang lebih cepat membuat produktivitas petani garam meningkat.

ADVERTISEMENTS
ad39

Kondisi tersebut, dialami sejumlah petani garam di pesisir Kabupaten Aceh Utara, Propinsi Aceh.

ADVERTISEMENTS

Kondisi cuaca panas terik sebagai dampak dari fenomena El Nino membuat para petani garam bersemangat meningkatkan produktivitas. Sejak pagi hingga sore, petani garam mulai menata lahan tunnel hingga proses panen.

ADVERTISEMENTS

Sulaiman, salah satu petani garam Desa Matang Tunong Kec. Lapang mengakui, fenomena El Nino menjadi berkah bagi para petani garam di pesisir Aceh Utara.

ADVERTISEMENTS

“Memasuki bulan Januari, petani garam mulai memaksimalkan hasil panen. Jika biasanya proses pengkristalan garam lebih dari dua minggu, saat ini panen bisa lebih cepat. Panen garam sangat menguntungkan, karena panasnya juga ada dan menghasilkan 350-400/kg dalam satu tunnel yang ukuran meja 10×4,” kata sulaiman kepada HARIANACEH.co.id.

ADVERTISEMENTS

Hal yang sama dialami petani garam lainnya, T
Miftahuddin di Kec. Seunuddon. Menurutnya, cuaca panas maksimal kali ini membuat hasil produktivitas garam meningkat. Jika biasanya dalam sepekan bisa mencapai 3 ton, namun saat ini bisa mencapai 4 ton hingga 6 ton. Begitu juga di Kecamatan Dewantara

ADVERTISEMENTS

“Dua belas hari sekali langsung diangkat. Biasanya kan dua puluh hari sekali enggak seberapa, kalau panasnya terik ya enam ton lebih,” jelasnya

Ketua Koperasi Cot Meunarek Kec. Lapang Irwansyah selaku pengolola Gudang Garam Nasional (GGN) mengatakan, bagi petani garam yang tidak memiliki gudang penyimpanan bisa di simpan di gudang tersebut.

“Harapnnya kepada seluruh petani garam Aceh Utara”.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Aceh Utara Syarifuddin, di dampingi Camat Kecamatan Lapang Zulfikar, beserta Plt Kepala Bidang Perikanan Tangkap Mukhlis, penyuluh perikanan, tim dinas dan koperasi cot meunarek mengunjungi petambak garam di Desa Matang Tunong Kecamatan Lapang Kabupaten Aceh Utara dalam rangka monitoring serta memastikan rumah tunnel garam yang telah dibangun oleh DKP Aceh Utara dan DKP Propinsi Aceh dapat bermanfaat bagi para petani Garam, Kamis, 18/04/2024

Pada kesempatan tersebut beliau berdiskusi dan mendengarkan keluhan yang dihadapi petambak garam terkait dengan kelebihan dan kekurangan rumah tunnel garam tersebut sehingga bisa dibenahi.

“Dengan adanya tunnel ini, diharapkan kualitas garam akan lebih baik, lebih cepat panen dan jikalau hujan pun proses produksi garam tetap bisa berlangsung” ucap Syarifuddin.

Para petambak garam merasa terbantu dengan adanya tunnel garam ini, namun mereka berharap kolam air matang sebagai bahan baku sebelum masuk ke tunnel kalau bisa ditempatkan secara tertutup sehingga tak bercampur dikala hujan turun.

Masa bagi para petani garam untuk produksi garam bisa setiap tahun dengan sistem tunnel. Dalam satu bulan bisa panen 2 kali dengan harga yang memang masih perlu lebih baik lagi.

Keluhan lain juga di sampaikan pemenuhan kebutuhan garam untuk industri pengolahan, seperti prabrik es, aneka pangan, dan farmasi masih mengandalkan yang didatangkan dari luar daerah. Hal ini lantaran standar kualitas produksi garam dalam lokal yang belum memenuhi syarat kebutuhan industri tersebut.

Syarifuddin menuturkan, sulit bagi petani garam untuk menggaet pelanggan dari pabrikan industri lantaran tidak ada barang atau jumlah produksi yang masih rendah.

“Setelah terjalin hubungan baik dengan pelanggan, ternyata barangnya tidak ada, itu yang perlu pemikiran kita untuk ke depan, karena kebutuhan industri ini sangat besar,” petani garam Aceh Utara hanya mampu untuk lokal saja, itupun tidak mencukupi. ungkapnya.

Sementara itu, guna mencapai terget tersebut, Kita harapkan untuk pembangunan tunnel garam di Aceh Utara perlu mendapat dukungan penuh dari pemerintah pusat, pemerintah propinsi atau pemangku kepentingan lainnya.

Exit mobile version