AMERIKAINTERNASIONAL

Puluhan Mahasiswa Ditangkap Kepolisian Texas Buntut Demo Anti Israel, Wartawan Dibanting dan Diusir

image_pdfimage_print

BANDA ACEH –  Puluhan mahasiswa ditangkap kepolisian Texas buntut demo Anti Israel pada Rabu 25 April lalu.Para mahasiswa yang menggelar unjuk rasa di Universitas Southern California ini ditangkap setelah menolok untuk membubarkan diri oleh pihak kepolisian setempat.

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Tidak hanya mahasiswa, pihak kepolisian juga melakukan kekerasan terhadap media yang melakukan peliputan, di mana wartawan dibanting dan diusir serta ditangkap dari lokasi demo.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Protes anti Israel terus meluas di Amerika yang juga memperotes kebijakan pemerintah Amerika untuk memberikan bantuan ke Israel.

ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

Dalam mengatasi aksi tersebut, ratusan polisi diturunkan yang berakhir dengan kerusuhan.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

Departemen Keamanan Publik mengatakan penangkapan sebanyak 34 pendemo tersebut atas perintah kampus dan Gregg Abbott yang merupakan Gubernur Texas.

ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

Sedangakan salah satu kameraman dari Fox 7 Austin harus terjerembab akibat dibanting oleh pihak kepolisian.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

Pihak Fox 7 Austin mengatakan bahwa kameraman tersebut juga ditangkap oleh petugas kepolisian.

Berita Lainnya:
WHO: Situasi Gaza Utara Semakin Memburuk, Rumah Sakit dan Perlengkapan Medis Hancur, Dokter Kurang

Salah satu mahasiswa yang bernama Dane Urquhart mengatakan bahwa penangkapan yang dilakukan merupakan tindakan yang berlebihan.

“Aksi yang kami lakukan merupakan aksi damai, namun petugas datang sehingga terjadi kerusuhan,” paparnya serti dilansir dari nypost.com.

“Karena banyaknya penangkapan, saya rasa akan lebih banyak lagi aksi demonstrasi yang akan terjadi,” tambah Urquhart.

Setelah pihak kepolisian meninggalkan lokasi, para mahasiswa kembali menggelar aksi mereka dengan duduk di rumput dan bernyanyi.

Jay Hartzell yang merupakan rektor dari Universitas Southern California mengatkan bahwa pihaknya akan menegakan peraturan dan tidak akan membiarkan kampusnya diduduki oleh massa aksi.

Pihak kepolisian mengatakan bahwa sejauh ini pihaknya telah menahan 133 orang dari Universitas New York, 40 pengunjuk rasa ditangkap hari Senin di sebuah perkemahan di Universitas Yale.

Minouche Shafik selaku Rektor Universitas Universitas Yale pada hari Selasa lalu menetapkan jam malam atas aksi demo.

Sedangkan Mike Johnson yang merupakan Ketua DPR Amerika dari partai Republik meminta Shafik untuk mengundurkan diri jika tidak dapat menertibkan kekacauan yang terjadi.

Berita Lainnya:
Kunjungan Prabowo ke China Dikritik, Ada Misintrepretasi Atas Kerjasama Kemaritiman yang Rugikan RI

“Jika hal ini tidak segera diatasi dan ancaman serta intimidasi ini tidak dihentikan, inilah saat yang tepat bagi Garda Nasional,” ujarnya.

Pengerahan Garda Nasional dikecam oleh juru bicara Columbia dan mengatakan jika ancaman tersebut sangat tidak berdasar.

“Fokus kami adalah memulihkan ketertiban dan jika kami dapat mencapainya melalui dialog,” kata Ben Chang yang merupakan wakil presiden bidang komunikasi Kolombia.

Sedangkan di kampus Universitas Minnesota, beberapa puluh mahasiswa berunjuk rasa sehari setelah sembilan pengunjuk rasa ditangkap ketika polisi membongkar sebuah perkemahan di depan perpustakaan.

Perwakilan pemerintah Amerika yang bernama Ilhan Omar, mengatakan bahwa putrinya ikut ditangkap dalam aksi tersebut.

Selain itu lebih dari 80 profesor dan asisten profesor menandatangani surat pada hari Rabu yang menyerukan rektor universitas dan administrator lainnya untuk mundur.  []


Reaksi & Komentar

Berita Lainnya