Nissan Livina dan Grand Livina salah satu kendaraan yang banyak diburu di bursa mobil bekas. Sebagai sebuah mobil multiguna, harga jualnya sekarang juga menggiurkan untuk dipinang.
Mobil yang dirilis pada 2007 itu kini harga bekasnya di beberapa situs jual beli mobil bekas berkisar Rp 60 jutaan. Khusus untuk model pertama yang masih dinamakan Nissan Livina dan konfigurasi 5-penumpang.
Sementara bicara Grand Livina, sudah bisa didapatkan di rentang Rp 100 jutaan. Opsi mesinnya 1.500 cc atau 1.800 cc tinggal pilih sesuai preferensi, kondisi, dan kebutuhannya.
Nissan Grand Livina mesin bensin 1.5 liternya menggunakan mesin berkode HR15DE dengan spesifikasi 4 silinder segaris naturally aspirated DOHC. Mesin tipe ini memiliki tenaga 99 dk dan torsi maksimum 134 Nm.
Sementara mesin 1.8 liternya, mengadopsi mesin bensin berkode MR18DE 4 silinder segaris naturally aspirated DOHC bertenaga 124 dk dan torsi 174 Nm.
Kedua pilihan mesin Nissan Grand Livina itu, dikombinasikan dengan 3 pilihan transmisi, manual dengan 5 percepatan, otomatik 4 percepatan, dan otomatik CVT.
Tapi sebelum meminangnya, pahami dulu penyakit yang umum pada Nissan Grand Livina. Berikut adalah penjelasan dari Marsus, penggawa Mars Auto, bengkel spesialis Nissan di Cinere, Depok.
Permasalahan di kaki-kaki
Marsus bilang, penyakit di Nissan Grand Livina itu di bagian komponen suspensi sama seperti mobil keluaran Nissan lainnya.
“Bagian kaki-kaki penyakitnya biasanya rack steer sama bushing-nya, karet-karetnya,” buka pria yang karib disapa Sus saat ditemui kumparan beberapa waktu lalu.
Adapun penyebab kerusakan pada Nissan Grand Livina bekas, komponen karetnya rusak karena pemakaian dan umur kendaraan yang sudah uzur.
“Kalau ganti kaki-kaki keseluruhan estimasinya bisa Rp 3 juta sampai Rp 4 juta sudah termasuk reparasi rack steer. Karena yang mahal reparasi rack steer-nya. Kalau diganti pastinya lebih mahal OEM-nya saja Rp 3 jutaan, kalau original bisa Rp 7 jutaan,” jelasnya.
Sus biasanya memberikan alternatif untuk konsumennya. Biasanya jika ada kerusakan yang masih bisa diperbaiki Ia pasti memperbaikinya dengan memberikan beberapa pertimbangan seperti lamanya ketahanan jika direparasi serta estimasi biaya yang dihemat.
“Setelah direparasi bunyinya (kerusakan di rack steer) itu hilang. Rusaknya itu di dalamnya ada part bushing atau teplon kita biasa nyebutnya. Dengan kita ganti itu kita setting lagi, normal lagi. Kalau hanya reparasi saja untuk rack steer termasuk jasa biayanya Rp 1,1 juta,” katanya.
Lebih lanjut, Sus bilang kerusakan pada kaki-kaki biasanya berbarengan. “Kalau sebelumnya belum pernah diperbaiki, itu kaki-kaki kalau dicek (kerusakannya) barengan semua kenanya, jadi harus ganti satu set.
Bunyi ngelitik di bagian mesin
Sus bilang, suara ngelitik di bagian mesin itu karakter dari Nissan grand Livina. Penyebabnya adalah kotor di bagian ruang bakar dan ruang di bagian intakenya.
“Solusinya dibersihkan saja itu akan hilang ngelitiknya, tapi begitu kotor lagi dia akan ngelitik lagi,” ungkapnya.
Faktor pemakaian dan salah menenggak bensin bisa menjadi timbulnya suara ngelitik di mesin Nissan Grand Livina. Idealnya mobil ini menggunakan RON 92 meski bisa juga diberikan RON 90.
“Kalau ngelitik tergantung pemakaian sama tergantung bensinnya, biasanya ga sesuai oktannya. Pakai pertalite (RON 90) itu sebenarnya bisa saja, tapi karena oktannya lebih rendah jadi sisa pembakarannya lebih banyak, otomatis cepat kotor, otomatis cepat ngelitik,” jelasnya.
Apabila masalahnya ngelitik, pria yang murah senyum ini menyarankan untuk melakukan tune-up dengan biaya Rp 450 ribu.
Sus juga bercerita, jika Nissan Grand Livina adalah mobil yang layak untuk dimiliki. “Sebenarnya orang yang tahu otomotif dan milih kenyamanan itu ya Livina. Karena yang membedakan dengan mobil lain itu kaki-kakinya yang bikin nyaman,” tukasnya.
Kesimpulannya, meskipun Nissan Grand Livina punya kelemahan di bagian kaki-kaki, jika perawatannya benar dan sesuai bisa memberikan kenyamanan bagi pengendaranya.
“Jadi kelebihannya dia, jadi kelemahannya dia juga. Kelebihannya dia kan ada bushing cross member, karet-karet itu, nah karet itu yang bikin nyaman. Cuma ya sekuat-kuatnya karet ya jadi cepat rusak,” tutupnya.