BANDA ACEH – Media Korea Selatan, Footballist, mengakui merindukan Shin Tae-yong setelah sang pelatih membawa timnas Indonesia U-23 ke semifinal Piala Asia U-23 2024 dengan menyingkirkan Korea Selatan.Garuda Muda sukses mencatatkan sejarah dengan menembus babak semifinal Piala Asia U-23 dalam keikutsertaan pertama bagi mereka di turnamen ini.
Lebih fantastis lagi, sejarah tersebut tercipta setelah timnas Indonesia U-23 mengalahkan Korea Selatan, yang notabenenya salah satu tim kandidat kuat juara.
Timnas Indonesia U-23 bahkan sukses unggul 2-1 pada babak pertama berkat dwigol Rafael Struick, selagi Korea Selatan menjaga asa lewat gol bunuh diri Komang Teguh.
Namun, setelah kehilangan Lee Young-jun pada menit ke-70, Korea Selatan justru sukses menyamakan skor melalui Jeong Sang-bin.
Timnas Indonesia U-23 terus mendominasi karena unggul jumlah pemain, namun tidak ada gol lagi yang tercipta hingga laga dimainkan selama 120 menit.
Nasib kedua tim ditentukan lewat sesi adu penalti dan Ernando Ari plus Pratama Arhan sukses menjadi pahlawan pada penendang ke-12.
Di pinggir lapangan, kesuksesan Shin Tae-yong menjadi sorotan publik karena dia adalah orang Korea Selatan yang mengantarkan timnas Indonesia U-23 mencatatkan sejarah.
Shin Tae-yong pernah menjadi pelatih timnas Korea Selatan di berbagai level dari tahun 2014 hingga 2018 silam.
Dia mendampingi Son Heung-min dan kolega di Piala Dunia 2018 hingga memulangkan Jerman di fase grup, meski Korea Selatan juga tak lolos ke babak gugur pada saat itu.
Shin Tae-yong diusir secara halus oleh Federasi Sepak Bola Korea Selatan (KFA) seusai turnamen dan menerima pinangan dari PSSI di akhir tahun 2019.
Kini kembali muncul di hadapan timnas Korea Selatan, Shin Tae-yong justru memberikan mimpi buruk dengan menggagalkan langkah Taeguk Warriors ke Olimpiade untuk pertama kalinya dalam 40 tahun terakhir.
Kegemilangan Shin Tae-yong bersama timnas Indonesia, baik senior maupun junior, pun menjadi sorotan bagi media Korea Selatan, Footballist.
“Taktik Shin pada hari itu seakan menjadi deklarasi bahwa Indonesia bukan lagi tim lemah. Indonesia bermain dengan skema 3-2-4-1 dengan kedua bek sayap tampil menyerang,” demikian ulasan Footballist.
“Ini adalah taktik yang dekat dengan sepak bola modern terkini dan merupakan contoh efisien untuk menstabilkan sisi pertahanan selagi secara perlahan mengantarkan bola ke lini serang,” lanjut ulasan tersebut.
“Indonesia mengutamakan permainan dari sayap namun sesekali juga bermain dari tengah, yang mana kontras dengan permainan Korea yang fokus kepada serangan balik melalui umpan panjang.”
Menurut Footbalist, bakat Shin Tae-yong tersebut merupakan sesuatu yang dirindukan oleh Korea Selatan, selagi mengenang kembali bagaimana dia menangani timnas Korea Selatan di Piala Dunia 2018.
“Pelatih Shin adalah talenta yang selama ini kita rindukan. Dia mengembangkan kapabilitasnya dengan bermain untuk berbagai level usia di tim nasional Korea dan menjadi pelatih tim senior untuk Piala Dunia 2018,” tambah media Korsel tersebut.
Menurut mereka, Shin Tae-yong tak diberikan cukup waktu oleh KFA untuk membuktikan kapabilitasnya, yang mana berkebalikan dengan yang dilalui olehnya di Indonesia pada saat ini.
“Sebaliknya, di Indonesia, dia mendapatkan waktu yang cukup. Indonesia tak hanya memercayakannya untuk tim senior, namun juga kelompok usia,” terang ulasan tersebut.