HIMPSI Soroti Peluang Perempuan Jadi Calon Gubernur di Pilkada Aceh 2024

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

HARIANACEH.co.id|Banda Aceh – Ketua Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) Wilayah Aceh, Barmawi, M.Si, menekankan pentingnya keterwakilan perempuan dalam pemerintahan Aceh. Meskipun partisipasi perempuan dalam pemerintahan masih rendah, ini tidak mencerminkan kapasitas kepemimpinan yang mereka miliki.

Menjelang Pilkada Aceh 2024, Barmawi menyoroti peluang perempuan untuk menduduki posisi strategis, seperti gubernur, sebagai langkah penting dalam menciptakan kebijakan politik yang inklusif dan berdampak luas.

“Perempuan yang cerdas, peka, dan visioner memiliki peluang yang sama untuk memimpin Aceh,” ujar Barmawi dalam sebuah wawancara eksklusif dengan HARIANACEH.co.id, Selasa (30/4/2024).

Ia menambahkan, baik perempuan maupun laki-laki memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing yang dapat saling melengkapi.

Barmawi juga menyoroti adanya budaya patriarki di Aceh yang kerap meminimalisir peran perempuan dalam kepemimpinan.

“Kepemimpinan perempuan merupakan langkah revolusioner dalam budaya dan perjuangan kesetaraan gender yang berupaya melawan sistem patriarki,” tegas Barmawi, yang juga dosen Fakultas Psikologi UIN Ar-raniry dan Unmuha itu.

Lebih lanjut, Barmawi berpendapat, gubernur Aceh harus menunjukkan keteladanan, kecerdasan, dan wibawa, yang tercermin dari keunggulan-keunggulan spesifik.

“Di era digital saat ini, pendidikan akademis menjadi sangat penting. Gubernur Aceh yang akan datang harus memiliki kecerdasan emosional, intelektual, dan spiritual,” ungkapnya.

Barmawi juga menyoroti dampak positif dari keterlibatan perempuan dalam politik terhadap pembangunan psikologis masyarakat Aceh. Ia menegaskan bahwa pembatasan gender dalam politik harus dieliminasi.

“Perempuan yang berhasil menjadi pemimpin telah membuktikan bahwa stereotip dan batasan lama tidak lagi relevan,” katanya.

Menurut Barmawi, pemimpin perempuan memiliki empati dan perhatian yang dapat memperkaya kualitas kepemimpinan.

“Perempuan Aceh yang tangguh dan efisien dalam bekerja memiliki gaya kepemimpinan kolaboratif yang sangat dibutuhkan saat ini,” jelasnya.

Barmawi berharap politik Aceh di masa depan akan lebih dinamis dengan adanya politisi perempuan yang direkrut oleh partai politik bukan hanya sebagai pemenuhan kuota, tetapi karena kualitas dan kontribusi nyata mereka.

“Aceh yang modern dan tetap menjunjung tinggi kearifan lokal bisa menjadi destinasi wisata religi dunia,” harapnya, seraya mengajak masyarakat untuk menghentikan pandangan stereotip terhadap perempuan. []

Exit mobile version